Anak Buah Purbaya Ungkap Ramalan Ekonomi Bank Dunia Sering Meleset

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
09 October 2025 15:50
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu, dalam BNI Emerald Market Outlook dengan tema
Foto: Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu, dalam BNI Emerald Market Outlook dengan tema

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah masih percaya diri pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini bisa bergerak sesuai target dalam APBN 2025 sebesar 5,2%. Meskipun banyak lembaga asing yang sangsi dengan laju pertumbuhan itu.

Bank Dunia atau World Bank misalnya, yang baru-baru ini merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini sebesar 4,8%, yang merupakan hasil revisi ke atas dari proyeksi sebelumnya di level 4,7%.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, sebetulnya dalam memproyeksi pertumbuhan suatu negara, Bank Dunia tidak dapat detail mengetahui perkembangan kondisi internal suatu negara.

Untuk Indonesia saja, ia mengatakan, Bank Dunia belum mempertimbangkan kebijakan penempatan dana menganggur pemerintah di Bank Indonesia senilai Rp 200 triliun ke lima bank milik negara pada September 2025. Kebijakan itu diarahkan untuk mendorong percepatan pembiayaan sektor riil.

"World Bank kan enggak tahu tentang fiskal kita. Jadi ya kita sebagai outsider melihat itu bagus, jadi kita dapat feedback. Seperti saya jelaskan ada stimulus 1, 2, 3, mesin-mesin pertumbuhan. Memang World Bank tahu tentang Rp 200 triliun? Kan enggak," kata Febrio di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2025).

Selain itu, Febrio menegaskan, dalam memproyeksikan perekonomian suatu negara, biasanya Bank Dunia kerap kali melenceng atau miss. Maka, ia menegaskan, pemerintah hingga kini masih percaya diri laju pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun bisa sampai ke level 5,2%.

"World Bank itu kalau kalian lihat juga beberapa tahun terakhir kan selalu miss. Ya sudah lah bagus itu sebagai feedback, kita senang banyak orang yang liatin ekonomi Indonesia berarti mereka tertarik," ujar Febrio.

Meski begitu, ia menegaskan, proyeksi suatu lembaga internasional biasanya dilakukan untuk memberikan arah bagi para investornya. Sehingga, proyeksinya tidak didasari pada pertimbangan yang lebih detail dibanding proyeksi yang dilakukan oleh lembaga auditor.

"World Bank itu kan bukan lembaga auditor atau apa. World bank itu dia mau investasi di Indonesia. Banyak orang dari lembaga internasional ingin investasi di Indonesia, makanya mereka pantau terus," tutur Febrio.

"OECD itu juga perpanjangan tangan dari negara-negara OECD, dia ingin tahu makanya dia selalu buat forecast. IMF juga sama, ADB juga sama, World Bank juga sama," tegasnya.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Sri Mulyani Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7%-5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular