IIF ungkap Kontribusi & Strategi Mendorong Infrastruktur Berkelanjutan

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
Kamis, 09/10/2025 14:05 WIB
Foto: Chief Investment Officer Indonesia Infrastructure Finance (IIF), M. Ramadhan Harahap menyampaikan paparan dalam Road to CNBC Indonesia Awards 2025 di Jakarta, Rabu (8/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) senantiasa berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan melalui kemudahan pembiayaan untuk mendukung proyek infrastruktur yang mengedepankan prinsip berkelanjutan di Tanah Air.

Chief Investment Officer IIF, Mohammad Ramadhan Harahap menilai, bank-bank komersial cenderung memandang bahwa proyek infrastruktur memiliki tingkat risiko yang tinggi. Maka dari itu, pemerintah bersama multilateral agency berupaya mendukung pembiayaan pembangunan infrastruktur dengan risiko tinggi yang mana tidak bisa dijangkau oleh bank.

Dengan kehadiran IIF, perusahaan memiliki risk appetite khususnya untuk proyek-proyek finansial yang berkelanjutan. Prinsip berkelanjutan yang dimaksud di sini adalah proyek tersebut memiliki dampak positif terhadap lingkungan, sosial masyarakat, hingga perekonomian nasional.


"Jadi dengan masuknya IIF ini, kita bisa berkolaborasi dengan bank komersial ataupun multilateral lainnya," ujar pria yang akrab disapa Idhan dalam Road to CNBC Indonesia Awards 2025 'Best Infrastructure & Property', dikutip Kamis (9/10/2025).

Dia menambahkan, IIF turut menerapkan struktur pembiayaan dengan skema pembayaran kembali (repayment) yang menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing proyek. Sebab, ada beberapa proyek yang tidak bisa langsung menghasilkan keuntungan secara cepat ketika proyek tersebut sudah tuntas.

Sebagai contoh, proyek jalan tol membutuhkan pendanaan dengan tenor yang relatif cukup lama yaitu lebih dari 10 tahun. Ini mengingat, ketika awal pengoperasian jalan tol baru, jumlah trafik kendaraan yang melintasi tol tersebut biasanya masih sedikit. Jalan tol akan ramai ketika sudah terkoneksi dengan beberapa jalan raya di sekitarnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, IIF memiliki produk cash deficiency support (CDS) atau pinjaman bantuan untuk menutupi arus kas suatu proyek atau perusahaan. Produk ini sangat membantu bagi pengembang atau operator jalan tol ketika proyeknya baru beroperasi, terutama saat trafik lalu lintas tol masih rendah sementara infrastrukturnya tetap butuh perawatan.

"Jadi dengan adanya produk-produk cash deficiency support ini bisa memberi kepastian kepada senior lender, yaitu bank-bank komersial. Dalam masa ramp up period ini ,mereka ada kepastian pembayaran atas bunga ataupun prinsipalnya," ungkap dia.

Idhan pun menekankan, IIF memiliki kebijakan internal dalam mengelola risiko. Dalam hal ini, IIF berupaya memastikan bahwa pembiayaan infrastruktur berkelanjutan yang dilakukan perusahaan tersebut menyasar ke sektor-sektor yang beragam.

Saat ini, portofolio terbesar IIF adalah pembiayaan ke sektor energi terbarukan. Berikutnya adalah sektor teknologi dan informasi, kemudian diikuti oleh sektor pengelolaan air bersih dan pengolahan limbah, serta jalan tol.

"Itu adalah empat portfolio terbesar yang ada saat ini. Dan itu adalah diversifikasi yang memang IIF pegang saat ini," tandas dia.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Strategi IIF Dongkrak Kinerja di Semester I-2025