Ramalan Baru IMF, Ekonomi Global Tidak Seseram Perkiraan Awal
Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan melihat pertumbuhan global hanya sedikit melambat tahun ini dan tahun depan. Ini menunjukkan bahwa ekonomi dunia secara umum telah bertahan dari tekanan akut akibat berbagai guncangan.
Pernyataan soal ekonomi global ini diungkapkan oleh Managing Director IMF Kristalina Georgieva saat berbicara di Milken Institute, Washington, Rabu (8/10/2025), jelang World Bank - IMF Annual Meeting pada 12-19 October 2025.
"Minggu depan, saat para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dunia berkumpul di Pertemuan Tahunan kami, pertanyaan paling mendesak akan berkisar pada dampak ekonomi global dari kekuatan transformasi ini dan turbulensi kebijakan yang sedang kita saksikan," kata Kristalina.
"Bagaimana perekonomian dunia menghadapinya? Jawaban singkat: lebih baik dari yang dikhawatirkan, tetapi lebih buruk dari yang kita butuhkan," sambungnya.
Setidaknya ada empat alasan untuk menegaskan pandangan IMF ini. Pertama, fundamental kebijakan yang lebih baik. IMF menilai upaya berkelanjutan yang dilakukan negara-negara di dunia telah menghasilkan kebijakan moneter yang lebih kredibel, pasar obligasi mata uang lokal yang lebih dalam, aturan fiskal baru, dan-selama pandemi-tindakan fiskal yang cepat, tegas, dan terkoordinasi secara global untuk membatasi dampak langsung dan dampak jangka panjang.
Kristalina mengatakan negara-negara ekonomi pasar berkembang, khususnya, telah meningkatkan kerangka kerja dan kelembagaan kebijakan mereka secara signifikan.
"Kami baru saja menerbitkan laporan tentang kemajuan, yang mengukur keuntungannya. Negara-negara ekonomi ini sekarang berkinerja lebih baik ketika terjadi guncangan dibandingkan sebelum krisis keuangan global," katanya.
Kedua, lanjutnya, kemampuan adaptasi sektor swasta. Saat ini, dalam tataran perdagangan dunia, IMF mencatat perusahaan-perusahaan telah meningkatkan pesanan impor sebelum kenaikan tarif dan mereorganisasi rantai pasokan mereka.
Bahkan, dari penelusuran IMF, neraca perusahaan global umumnya kuat setelah bertahun-tahun mencatat laba. Kemudian, refleks perusahaan tergolong cepat setelah serangkaian guncangan demi guncangan, kecerdasan buatan atau AI pun kini menjadi arus utama dan cara pandangan perusahaan kini bergeser. Mereka melihat perubahan dihadapi sebagai tantangan sekaligus peluang.
Ketiga, soal kebijakan tarif AS, Kristalina mengatakan tarif tarif tertimbang perdagangan AS telah turun dari 23% pada bulan April menjadi 17,5% sekarang-masih jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.
"Tarif efektif AS sekarang jauh di atas tarif efektif negara-negara lain di dunia, yang relatif stabil tahun ini, dengan sangat sedikit kasus pembalasan," ungkapnya.
Alhasil, ini memperkuat penilaian IMF bahwa kebijakan tarif tidak lagi seseram ancaman awal.
Keempat, kondisi finansial yang mendukung. Kondisi ini terjadi didorong oleh optimisme tentang potensi peningkatan produktivitas AI, harga ekuitas global melonjak. Hal ini, ditambah dengan spread risiko yang ketat, membuat pasar pendanaan secara umum terbuka lebar-dan penurunan dolar di awal tahun ini memberikan kelegaan yang berharga bagi peminjam non-AS dengan utang berdenominasi dolar.
(haa/haa)