Internasional

Skandal 'Hujan Sampanye' di Singapura, CEO Petronas Minta Maaf

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 08/10/2025 16:30 WIB
Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA

Jakarta, CNBC Indonesia - Skandal baru terjadi di perusahaan minyak Malaysia, Petronas. Bukan terkait manajemen perusahaan atau kisruh dengan perusahaan lain, melainkan aksi sang CEO, Tengku Muhammad Taufik Tengku Aziz.

Hal ini pun membuatnya meminta maaf, Rabu. Ini terkait perilakunya yang ikut merayakan kemenangan tim Mercedes-AMG Petronas.

Kala itu, ia menyemprotkan sampanye di podium Grand Prix (GP) Singapura akhir pekan lalu. Ini kemudian menuai kritik di Malaysia, terutama dari kalangan politikus Islam.

 


"Saya mengakui bahwa kegembiraan spontan saya dalam merayakan momen kemenangan itu mungkin salah tempat," kata Tengku Muhammad Taufik dalam pernyataannya, dikutip dari New Straits Times, Rabu (8/10/2025).

Ia pun menegaskan tidak mengkonsumsi alkohol dalam acara tersebut. Menurutnya, sebagai seorang Muslim, ia menyadari sensitivitas hal tersebut.

"Saya meminta maaf atas segala pelanggaran yang tidak disengaja dan bertanggung jawab penuh atas tindakan saya," ujarnya.

Petronas merupakan sponsor utama dan mitra teknis tim Formula 1 Mercedes-AMG sejak 2010. Dalam video yang beredar, Tengku Muhammad Taufik terlihat menyemprotkan sampanye ke arah pembalap George Russell, Max Verstappen, dan Lando Norris di atas podium.

Aksi itu memicu perdebatan di media sosial Malaysia. Sebagian pihak menilai tindakan tersebut tidak pantas bagi seorang eksekutif Muslim sementara yang lain menganggapnya sebagai bagian dari budaya F1.

Kritik keras datang dari Kepala Informasi Partai Islam Se-Malaysia (PAS), Fadhli Shaari. Ia menulis di laman Facebook "meskipun minuman bersoda tersebut non-alkohol, sebaiknya tidak ikut terlibat karena persepsi publik mengaitkan perayaan podium dengan minuman keras".

Insiden ini muncul di tengah meningkatnya sensitivitas soal alkohol di Malaysia. Pada hari yang sama, Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim menegur Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia, Tiong King Sing, terkait penyajian alkohol dalam jamuan gala resmi pemerintah pada 1 Oktober lalu.

"Penyajian alkohol, meski dilakukan setelah acara resmi berakhir, tetap tidak dapat diterima karena kebijakan pemerintah sangat tegas: tidak ada alkohol dalam acara resmi," kata Anwar.

Menanggapi hal itu, Kementerian Pariwisata berjanji akan memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan acara pemerintah. Agar, selalu sejalan dengan standar etika dan pedoman resmi.


(tfa/șef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga BBM Ron 95 di Malaysia Turun Jadi Rp7.881/Liter