Greta Thunberg Buka Suara soal Disiksa Israel, Bongkar Fakta Keji Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivis lingkungan Swedia, Greta Thunberg, pada Selasa (7/10/2025) melontarkan tuduhan mengejutkan bahwa dirinya dan tahanan lain dari flotilla bantuan Gaza disiksa saat berada dalam tahanan Israel. Hal ini diungkapkannya alam konferensi pers di Stockholm, Swedia.
Meskipun menolak merinci secara spesifik pengalamannya, ia menambahkan bahwa ia tidak mendapatkan air bersih dan tahanan lain tidak diberikan obat-obatan penting yang mereka butuhkan.
"Secara pribadi, saya tidak ingin menceritakan apa yang saya alami karena saya tidak ingin itu menjadi berita utama dan 'Greta telah disiksa', karena bukan itu inti ceritanya di sini," kata Thunberg, dilansir Reuters.
Ia menekankan bahwa penderitaan yang ia alami "tidak seberapa" jika dibandingkan dengan apa yang dialami oleh masyarakat di Gaza setiap harinya.
Thunberg merupakan bagian dari armada kapal yang dikenal sebagai Global Sumud Flotilla, yang berupaya mencapai Gaza untuk membawa bantuan dan menarik perhatian pada penderitaan penduduk di wilayah kantong tersebut. Sebagian besar dari 2,2 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka dan PBB menyatakan kelaparan sedang melanda.
Diketahui, Thunberg ditahan bersama 478 orang lainnya dalam flotilla tersebut dan diusir dari Israel pada hari Senin. Otoritas Israel diketahui naik ke armada yang mereka bawa dari berbagai penjuru Laut Tengah.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Namun, Israel telah berulang kali membantah tuduhan penganiayaan terhadap para tahanan tersebut.
"Semua tahanan... diberi akses ke air, makanan, dan toilet; mereka tidak ditolak akses ke penasihat hukum, dan semua hak hukum mereka sepenuhnya ditegakkan," ungkap seorang juru bicara kementerian luar negeri Israel mengatakan kepada Reuters pekan lalu.
Israel juga menolak flotilla tersebut sebagai "aksi publisitas yang menguntungkan kelompok militan Palestina Hamas" dan mengklaim bahwa laporan tentang kelaparan di Gaza adalah dilebih-lebihkan.
Pemerintah Swedia menyatakan telah berulang kali menasihati agar warganya tidak bepergian ke Gaza. Meski demikian, mereka memberikan dukungan konsuler kepada para aktivis dan menekankan kepada Israel pentingnya memperlakukan warga negara Swedia dengan baik.
(tps/luc)