Internasional

Intelijen Turki Buka Kedok Jaringan Mata-mata Mossad di Istanbul

tfa, CNBC Indonesia
Rabu, 08/10/2025 06:30 WIB
Foto: Bendera Turki (Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Intelijen Nasional Turki (MIT) kembali mengungkap jaringan mata-mata yang diduga bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad. Dua orang ditangkap dalam operasi gabungan di Istanbul setelah penyelidikan mendalam yang menyoroti praktik spionase terhadap aktivis Palestina.

MIT pada Senin (6/10/2025) merilis detail baru mengenai operasi spionase yang dilakukan jaringan mata-mata Mossad di wilayah Turki. Penyelidikan ini melibatkan Kejaksaan Umum dan Direktorat Keamanan Istanbul.

Menurut laporan resmi, salah satu tersangka bernama Serkan CiCek, yang juga dikenal dengan identitas palsu Muhammet Fatih Keles, diduga menjadi penghubung utama jaringan tersebut. Ia diketahui mengganti namanya untuk menghindari masalah finansial dan mendirikan perusahaan Pandora Investigations pada tahun 2020.


Perusahaan itu digunakan sebagai kedok untuk berkomunikasi dengan seorang agen Mossad yang menggunakan nama sandi Faisal Rashid, yang beroperasi dari pusat operasi elektronik Israel. Dalam penyelidikan, CiCek disebut menerima instruksi untuk memantau seorang aktivis Palestina yang menentang kebijakan Israel di Timur Tengah.

"Pelaku mendapatkan imbalan sekitar US$4.000 dalam bentuk mata uang kripto untuk menjalankan misi pengintaian di distrik Başakşehir, Istanbul," ujar seorang pejabat keamanan Turki yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari media lokal. "Kegiatan tersebut terekam kamera pengawas antara 1 hingga 2 Agustus."

Selain Cicek, aparat juga menahan Tugrulhan Dip, seorang pengacara yang dituduh mengumpulkan data pribadi dari catatan publik untuk kemudian dijual ke Mossad. Dip disebut bekerja sama dengan Musa Koç, mantan narapidana yang sebelumnya divonis 19 tahun penjara karena membocorkan informasi sensitif ke Israel.

Seorang analis keamanan Turki, Mehmet Kaya, mengatakan temuan ini menegaskan upaya intensif Mossad memperluas operasi intelijennya di luar Timur Tengah.

"Kasus ini menunjukkan bahwa Mossad terus berupaya memanfaatkan individu dengan akses legal terhadap data publik untuk kepentingan spionase," ujar Kaya, seperti dikutip Middle East Monitor (MEMO), Rabu (8/10/2025). "Turki tampaknya menjadi salah satu target utama karena posisinya yang strategis dan kedekatannya dengan isu Palestina."

MIT menegaskan pihaknya akan terus memantau aktivitas intelijen asing di wilayah Turki dan memastikan langkah hukum diambil terhadap pihak yang terlibat dalam kegiatan spionase.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Udang & Cengkeh Tercemar Radioaktif, Ini Gerak Cepat Pemerintah