Prabowo Mau Sulap Sampah Jadi Listrik, Aturannya Sudah Diparaf Bahlil
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku telah memparaf rancangan Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengelolaan sampah menjadi energi. Hal ini menyusul arahan Presiden Prabowo Subianto agar pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dapat dikebut.
Menurut Bahlil, berdasarkan rancangan Perpres yang baru tersebut, harga listrik dari PLTSa diperkirakan sekitar US$ 20 sen per kilo Watt hour (kWh) atau sekitar Rp 3.316 per kWh. Angka tersebut cukup tinggi apabila dibandingkan tarif listrik PLN ke pelanggan yang rata-rata sekitar Rp 1.352 per kWh hingga Rp 1.699,53 per kWh.
"Ini saya baru tanda tangan paraf Perpres untuk energi baru diberikan dari sampah dan dari cangkang-cangkangan kayu," ungkap Bahlil pada acara "detikSore on Location: Indonesia Langgas Energi" di Anjungan Sarinah, Jakarta, Selasa (07/10/2025).
"Sampah di Jakarta, di Tangerang, di Surabaya, di Makassar, kemudian di Kalimantan. Itu sudah repot sekali. Maka arahan Bapak Presiden untuk sampah-sampah itu dijadikan sebagai waste to energy. Sampah kita olah untuk energi. Harganya sekarang mahal. PLN beli lewat Perpres itu 20 sen," ujar Bahlil.
Meski demikian, harga listrik dari PLTSa tersebut akan disubsidi oleh pemerintah. Dengan demikian, nantinya tidak akan memberatkan masyarakat.
"Harganya itu disubsidi oleh Pemerintah, supaya masyarakat bisa mengelola bisnisnya dengan baik. Selama ini kan masih agak susah untuk diambil oleh PLN. Aturannya banyak sekali," kata Bahlil.
Mengutip Kementerian ESDM sebelumnya, setidaknya terdapat 30 kota besar prioritas yang ditargetkan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Setiap kota besar ini diperkirakan dapat menghasilkan listrik sekitar 20 MW.
(wia)