BBM Pertamina Mengandung Etanol, Bos Toyota Ungkap Hal Tak Terduga

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
07 October 2025 20:15
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam saat ditemui di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025). (Ist)
Foto: Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam saat ditemui di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025). (Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Polemik soal kandungan etanol dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina belakangan ramai dibicarakan, terutama setelah sejumlah SPBU swasta seperti Vivo Energy dan BP-AKR dikabarkan urung menambah pasokan dari Pertamina. Namun, dari sudut pandang dunia industri otomotif, kondisi ini ternyata bukan masalah besar.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menilai kandungan etanol 3,5% di BBM Pertamina masih dalam batas wajar dan aman digunakan.

"Bisa, sebenarnya kan tergantung mereknya. Kalau Toyota itu sampai 20%. Tapi mungkin merek lain itu sampai 10%," ungkap Bob saat ditemui di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, angka 3,5% jauh di bawah batas toleransi mesin kendaraan modern, sehingga tidak perlu dipermasalahkan.

"Jadi nggak ada masalah itu 3,5%. Banyak yang ngeributin, misleading (menyesatkan), menurut kita itu menyesatkan," ucapnya.

Bob bahkan menyebut penggunaan etanol dalam BBM bukanlah hal baru di dunia otomotif global. Banyak negara sudah jauh lebih maju dalam penerapan campuran bahan bakar berbasis bioetanol.

"Karena banyak negara juga di Amerika Serikat, di India, di Thailand itu sudah sampai E20 (memiliki campuran etanol 20%), E10, sampai situ," terang dia.

Ia menilai kebijakan penambahan etanol dalam BBM justru langkah positif dan strategis bagi Indonesia. Selain lebih ramah lingkungan, penggunaan etanol juga dapat mendukung kemandirian energi nasional.

"Jadi ini mendukung, berarti kalau misalnya... kan katanya sudah dicoba tuh 20%. Ya sangat mendukung," kata Bob.

Lebih dari itu, ia melihat potensi besar dari program ini terhadap kesejahteraan petani lokal.

"Bahkan ke depan itu penggunaan etanol bisa menjadi trend center ke depan. Karena petaninya juga ikut sejahtera kan. Kalau sekarang kan kalau pakai bensin impor semua. Kalau pakai etanol kita bisa substitusi," jelasnya.

Sebelumnya, isu soal kandungan etanol mencuat setelah Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar membeberkan bahwa base fuel milik Pertamina memang mengandung etanol 3,5%. Menurutnya, kadar tersebut masih sesuai regulasi pemerintah yang memperbolehkan hingga 20%.

Namun, beberapa SPBU swasta menilai kandungan etanol pada BBM Pertamina tidak sesuai dengan spesifikasi mereka, sehingga rencana pembelian BBM dari Pertamina ini tertunda.

"Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, di mana secara regulasi itu diperkenankan. Etanol itu sampai jumlah tertentu. Kalau tidak salah sampai 20% etanol. Nah, sedangkan ada etanol 3,5%," ungkap Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (2/10/2025).

Padahal menurutnya, konten etanol yang terdapat dalam base fuel Pertamina sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah.

"Nah, tetapi teman-teman SPBU swasta berkenan jika nanti pada kargo selanjutnya siap bernegosiasi kalau memang nanti kualitasnya. Ini bukan masalah kualitas, masalah konten. Kontennya ini aman bagi karakteristik spesifikasi produk yang masing-masing. Karena ini beda-beda merek, beda spesifikasi," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kilang Pertamina Produksi 250 Juta Barel BBM di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular