Penggunaan Etanol di BBM Bakal Didorong Lebih Besar, Ini Alasannya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
07 October 2025 15:45
BBM Pertamax Green (RON 95) PT Pertamina (Persero) di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (24/7/2023). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)
Foto: BBM Pertamax Green (RON 95) PT Pertamina (Persero) di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (24/7/2023). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong pemanfaatan etanol sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) yang lebih besar lagi. Saat ini, Indonesia sudah mencampurkan hingga 5% etanol dalam produk BBM, yakni BBM Pertamax Green 95.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan saat ini Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bahkan mendorong pemanfaatan etanol lebih besar lagi.

"Pak Menteri malah mendorong lebih besar (pemanfaatan etanol)," kata Eniya, dikutip Selasa (6/10/2025).

Secara teknis, Eniya menjelaskan bahwa kendaraan bermotor di Indonesia umumnya sudah kompatibel dengan campuran etanol hingga 20%. Bahkan, fasilitas Pertamina di Plumpang juga sudah memiliki infrastruktur untuk blending hingga kadar tersebut.

Namun, keterbatasan pasokan etanol dalam negeri menjadi hambatan utama untuk peningkatan kadar campuran etanol. "Karena memang sumbernya. Pak Menteri tidak mau impor," tambahnya.

Sebagai upaya peningkatan produksi domestik, pemerintah mendorong pengembangan pabrik bioetanol baru, termasuk rencana pembangunan di Merauke, Papua. Kapasitas produksi dari wilayah tersebut diperkirakan bisa mencapai 150 ribu hingga 300 ribu kiloliter per tahun, meski masih dalam tahap perencanaan lahan.

Bahkan, Indonesia sendiri masih tertinggal dibanding negara-negara lain dalam pemanfaatan etanol sebagai bahan campuran BBM. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Brazil, Thailand, dan India telah menerapkan kadar etanol jauh lebih tinggi, mulai dari E10 hingga E100.

"Di petanya itu Amerika sudah E20, Brazil sudah fleksi ya, tapi kebijakan dia kalau nggak salah E35 sama E100. Jadi di tengahnya terserah, baseline-nya E35. Terus kayak Thailand E20, India juga E20, terus yang Eropa-Eropa sudah E10 semua itu," bebernya.

Pihaknya berharap penggunaan etanol bisa semakin meluas dan menjadi bagian dari strategi nasional menuju energi bersih, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya Harta Karun Baru-Bisa Tekan Impor BBM, Tapi Terhambat Cukai!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular