Bank Dunia Ubah Proyeksi Ekonomi RI 2025: Dari 4,7% Jadi 4,8%

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
07 October 2025 13:27
405655 01: A man walks past the front of the World Bank building May 21, 2002 in Washington, DC. Preliminary tests at the World Bank detected possible anthrax contamination on the bank's mail. The World Bank has been regularly testing its mail for anthrax and a field test of some mail came back positive a day before. (Photo by Mark Wilson/Getty Images)
Foto: Getty Images/Mark Wilson

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia atau World Bank menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode 2025.

Dalam laporan terbaru East Asia and the Pacific Economic Update edisi Oktober 2025, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4,8% yoy, lebih tinggi sedikit dari proyeksi sebelumnya pada April 2025 sebesar 4,7%.

Sementara itu, untuk proyeksi pada 2026 tak ada perubahan, yakni tetap di level 4,8%. Proyeksi itu tentu masih lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi pada 2025 yang bergerak di kisaran 5%.

Proyeksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ini searah dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik yang juga diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan April 2025 namun masih lebih rendah dari kondisi 2024.

"Pertumbuhan kawasan Asia Timur dan Pasifik masih relatif tinggi, namun mulai melambat. Di seluruh negara di kawasan ini, pertumbuhan pada 2025 umumnya lebih rendah dibanding tahun 2024," kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo saat konferensi pers secara daring, Selasa (7/10/2025).

Bank Dunia menganggap, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini mulai membaik karena efek dukungan belanja pemerintah yang mulai agresif, seperti penerapan berbagai program stimulus ekonomi, seperti yang dilakukan pemerintah China.

"Misalnya, fokus saat ini adalah subsidi untuk sektor pangan, transportasi, dan energi, serta investasi yang diarahkan negara untuk mendorong permintaan agregat," tulis Bank Dunia dalam laporan terbarunya.

Reformasi struktural yang konsisten dilakukan pemerintah, seperti mengatasi hambatan non-tarif, terutama di bidang jasa, serta deregulasi dan penyederhanaan perizinan usaha, juga dianggap dapat meningkatkan potensi pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja yang produktif.

Sebagaimana diketahui, World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia Timur dan Pasifik masih akan lemah meski ada sedikit perbaikan. Laju pertumbuhan ekonomi pada 2025-2026 diperkirakan masih akan di bawah pertumbuhan pada 2024 yang berada di level 5%.

Dalam laporan terbarunya yang termuat dalam East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2025, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik akan berada pada level 4,8% pada 2025 dan melemah ke level 4,3% pada 2026. Proyeksi itu lebih tinggi dari laporan edisi April 2025 yang di kisaran 4% dan 4,1%.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Dunia Ramal Ekonomi RI Melambat, 2025 Tumbuh 4,7%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular