Deal! Rusia Jual Jet Tempur Sukhoi Su-35 ke Musuh Bebuyutan AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dilaporkan telah menyepakati penjualan jet tempur canggih Sukhoi Su-35 kepada Iran. Hal ini diketahui dari dokumen bocor yang diduga berasal dari Rostec, konglomerat pertahanan milik negara Rusia.
Mengutip Newsweek, Selasa (7/10/2025), dokumen Rostec yang bocor, yang dilaporkan dirilis pada 2 Oktober oleh kelompok peretas Black Mirror, berisi lebih dari 300 dokumen internal yang merinci kontrak ekspor, harga, dan jadwal pengiriman.
Tangkapan layar dokumen-dokumen ini telah beredar di komunitas X, Telegram, dan OSINT. Media pertahanan, termasuk Army Recognition dan Defence Security Asia, telah melaporkan bahwa kode pelanggan "364" dalam dokumen-dokumen ini sesuai dengan Iran, yang mengindikasikan potensi pesanan 48 jet tempur multiperan Su-35.
Dokumen tersebut menunjukkan bahwa akuisisi ini akan diintegrasikan dengan paket peperangan elektronik dan avionik canggih yang dikembangkan oleh KRET, anak perusahaan utama Rostec Corporation Rusia.
Black Mirror menguraikan program senilai US$ 686 juta (Rp 10 triliun) itu dijadwalkan berlangsung secara bertahap selama 16 hingga 48 bulan, yang berarti pesawat pertama dapat tiba paling cepat tahun 2026 dan gelombang terakhir pada tahun 2028. Program ini mencakup sistem peperangan elektronik Khibiny-M untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan penanggulangan.
Su-35 adalah pesawat tempur multiperan Rusia bermesin ganda dengan mesin vektor dorong untuk kemampuan manuver yang luar biasa. Pesawat ini dilengkapi radar Irbis-E, dapat melacak beberapa target secara bersamaan, dan dapat membawa hingga 8.000 kilogram rudal dan bom.
Dirancang untuk bersaing dengan pesawat tempur generasi keempat dan 4,5 Barat modern seperti F-15E Strike Eagle, F/A-18E/F Super Hornet, dan Eurofighter Typhoon, pesawat ini menjadi landasan bagi program angkatan udara dan ekspor Rusia.
Pengiriman ini menggarisbawahi peran Moskow sebagai pemasok militer utama di saat ekspor senjata Rusia secara keseluruhan menurun tajam. Menurut Jamestown Foundation, sebuah lembaga riset di Washington, D.C., pengiriman turun 92 persen antara tahun 2021 dan 2024, sehingga hanya menyisakan belasan pembeli aktif.
Dengan fokus produksi pada perang di Ukraina, kontrak dengan negara-negara seperti Iran semakin penting untuk mempertahankan bisnis ekspor pertahanan Moskow. Bulan lalu, Iran menerima sejumlah jet tempur MiG-29 Rusia, yang meningkatkan kemampuan udaranya.
Kesepakatan ini bertepatan dengan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif Iran-Rusia yang baru-baru ini ditandatangani awal tahun ini oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Perjanjian ini, yang berlaku efektif mulai bulan ini, bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral di berbagai sektor pertahanan, energi, dan ekonomi.
(tps/luc)