Prabowo Minta TNI-Polri & Kejagung Lanjutkan Basmi Tambang Ilegal

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Senin, 06/10/2025 13:56 WIB
Foto: Presiden Prabowo saksikan langsung penyerahan 6 aset smelter dari tambang ilegal ke PT Timah. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto menyaksikan langsung penyerahan aset barang rampasan negara kepada PT Timah Tbk, di Smelter PT Tinindo Internusa, Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Senin (6/10/2025).

Dalam kesempatan itu Prabowo berpesan kepada aparat penegak hukum untuk terus membasmi tambang timah ilegal. Kepala negara menegaskan bahwa pemerintah serius dalam membasmi penyelundupan hingga tambang ilegal yang merugikan negara.

Salah satu kasus yang disinggung adalah korupsi tata niaga tambang timah yang berada di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015 - 2022.


"Jadi ini suatu bukti bahwa pemerintah serius. Kita sudah bertekad untuk membasmi penyelundupan, membasmi ilegal mining, membasmi semua yang melanggar hukum. Kita tegakkan dan kita tidak perlu siapa-siapa yang ada di sini," kata Prabowo.

Prabowo mengapresiasi seluruh seluruh pejabat di Kejaksaan Agung, TNI, Bakamla, Bea Cukai dan semua pihak yang terlibat menangani dengan cepat, korupsi tata kelola tambang timah yang merugikan negara mencapai Rp 300 triliun itu.

Untuk menurutnya menurutnya kebocoran kekayaan negara ini harus segera dihentikan.

"Ini prestasi yang membanggakan sehingga tolong diteruskan, Jaksa Agung, Panglima TNI, Bea Cukai, Bakamla, teruskan. Kita selamatkan kekayaan negara untuk rakyat kita," kata Prabowo. Ke depan Prabowo berharap ada ratusan triliun aset negara yang bisa diselamatkan dari para koruptor.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyaksikan penyerahan enam aset yang disita Kejaksaan Agung kepada PT Timah Tbk.

Dia menjelaskan nilai dari enam pabrik pengolahan bijih timah itu diperkirakan Rp 6 - 7 triliun. Sebabnya aset yang disita tidak hanya pabrik, melainkan terdapat pula barang sitaan hasil tambang berupa tanah jarang hingga ingot timah (bongkahan).

"Tapi tanah jarang yang belum diurai ini mungkin nilainya lebih besar, sangat besar. Tanah jarang ada Monasitnya," katanya.

Dalam perkiraannya, 1 ton monasit nilainya mencapai ratusan ribu dolar sampai US$ 200 ribu. "Padahal total ditemukan puluhan ribu ton mendekati 4.000 ton," tegas Prabowo.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Sentil Penyelundupan Tambang, DPR Desak Oknum Tobat