AHY Ramal Kota Akan Semakin Padat Penduduk, Begini Penerawangannya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 06/10/2025 14:40 WIB
Foto: Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Perumahan Rakyat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam 54th EAROPH di Jakarta, Senin (6/10/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Perumahan Rakyat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan pandangannya soal masa depan urbanisasi global dalam sebuah forum tata kota dan infrastruktur. Menurutnya, kota akan memainkan peran yang semakin sentral dalam kehidupan manusia di masa depan.

"Pada tahun 2050, hampir tujuh dari sepuluh orang di dunia akan tinggal di kawasan perkotaan. Kota akan menjadi jantung ekonomi, pusat inovasi, dan simpul pertemuan budaya. Namun, kota juga menjadi tempat di mana berbagai risiko zaman ini berkumpul mulai dari perubahan iklim, bencana alam, ketimpangan sosial, hingga kelangkaan sumber daya," kata AHY dalam 54th EAROPH di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Persoalan tata kota bukan hanya urusan estetika, melainkan berkaitan langsung dengan keberlanjutan hidup manusia di masa depan. AHY menegaskan urgensi dari perencanaan kota yang berpandangan jauh ke depan.


"Inilah alasan mengapa tantangan untuk merancang kota masa depan tidak bisa ditunda hingga esok hari. Masa depan umat manusia akan ditulis di jalanan, rumah, dan komunitas yang kita rencanakan serta bangun hari ini," ujar AHY.

Foto: Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Perumahan Rakyat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam 54th EAROPH di Jakarta, Senin (6/10/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Perumahan Rakyat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam 54th EAROPH di Jakarta, Senin (6/10/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Ia juga menekankan pentingnya pendekatan baru dalam desain kota, yang tak hanya fokus pada transportasi, tetapi juga kehidupan sosial masyarakat di dalamnya.

"Kota masa depan juga harus padat, terhubung, dan berbasis transit. Ketika rumah, tempat kerja, dan layanan publik dapat dijangkau dalam 15 menit, masyarakat mendapatkan waktu, rasa aman, dan rasa memiliki. Desain kota bukan hanya tentang mobilitas, tetapi tentang kehidupan publik dan koneksi sosial," kata AHY.

Sementara itu, Presiden EAROPH (Eastern Regional Organisation for Planning and Housing) Indonesia, Andira Reoputra, menyebut DKI Jakarta sebagai contoh nyata kota yang tengah bertransformasi di tengah berbagai tekanan dan peluang.

"Jakarta adalah sebuah kota megapolitan dengan banyak tantangan, sekaligus memiliki ambisi besar untuk menjadi kota yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing global," kata Andira.


(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Sebut Perubahan Iklim Penipuan, Xi Jinping Bilang Begini!