
Investor China Serbu RI, Ramai-Ramai Incar Gudang Jenis Ini di Jakarta

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar real estat komersial di Indonesia disebut masih menarik bagi investor di kuartal kedua tahun 2025 ini. Terutama di sektor manufaktur dan industri.
Investor asal China disebut jadi penopang signifikan bagi arus masuknya investasi di sektor real estate komersial di Indonesia.
"Terlepas dari tantangan ekonomi global, kami melihat permintaan domestik yang solid serta penempatan modal internasional yang selektif, menempatkan Indonesia sebagai salah satu destinasi investasi utama di Asia Tenggara yang terus berkembang," kata Country Head and Head of Logistics & Industrial JLL Indonesia Farazia Basarah dalam keterangannya, dikutip Senin (6/10/2025).
Senior Director Capital Markets JLL Indonesia Herully Suherman menambahkan, prospek jangka panjang sektor properti di Indonesia tetap positif. Salah satu kondisi pendukung, ujarnya, upaya pemerintah menyambut investasi asing, kemampuan adaptasi terhadap dinamika global, serta potensi sosio-ekonomi yang menjadikan Indonesia tetap menjadi tujuan
investasi yang menarik di Asia Tenggara.
"Sektor pergudangan, perumahan tapak, perhotelan, dan sektor alternatif seperti pendidikan, kesehatan, serta pusat data (termasuk infrastruktur kecerdasan buatan dan
teknologi) tetap menarik minat investor lokal dan asing. Para investor menerapkan strategi yang cermat dan selektif dengan kewaspadaan dalam pengambilan keputusan," kata Herully.
Sementara itu, Farazia menjabarkan, sektor pergudangan modern menunjukkan ketahanan pada kuartal I tahun 2025. Menurutnya, terjadi peningkatan tingkat hunian dari 87% menjadi 90%.
"Pertumbuhan ini mencerminkan permintaan yang sehat di sektor logistik. Perusahaan-perusahaan China, terutama dari industri kendaraan listrik (electric vehicle/ EV), elektronik, peralatan rumah tangga, dan barang konsumen bergerak cepat (FMCG), menjadi penggerak utama permintaan fasilitas siap sewa yang memenuhi spesifikasi khusus. Termasuk ruang hibrid
yang dapat mengakomodasi kegiatan perakitan atau perbengkelan," bebernya.
"Wilayah yang memiliki persaingan ketat cenderung menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan area lain yang lebih stabil. Sektor logistik terus menarik minat investor baru, didorong oleh perkembangan manufaktur, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan investasi asing," terang Farazia.
Sebagai informasi, mobil listrik mulai menunjukkan taringnya di pasar otomotif Indonesia. Terutama, mobil listrik merek China, baik yang dirakit-diproduksi di Indonesia, maupun yang diimpor langsung dari China. Ribuan unit mobil listrik China dilaporkan laris terjual setiap bulannya di Indonesia.
Mengutip situs Visual Capitalist, pangsa pasar mobil listrik China di Indonesia pada tahun 2024 lalu sudah mencapai 75%. Dengan total penjualan secara volume mencapai 43.202 unit.
Data terbaru ini melanjutkan kondisi di bulan Mei 2025 lalu. Di mana, JLL mencatat, mencatat tingkat kekosongan ruang-ruang gudang di wilayah Jabodetabek turun sampai 9,5%. Hal ini menunjukkan ketahanan pasar pergudangan logistik modern di Jabodetabek. Disebutkan, sektor pergudangan modern menunjukkan ketahanan pada kuartal pertama tahun 2025, dengan peningkatan tingkat hunian dari 87% menjadi 90%. Pertumbuhan ini mencerminkan permintaan yang sehat di sektor logistik.
Menurut JLL saat itu, perusahaan-perusahaan China, terutama dari industri kendaraan listrik, elektronik, peralatan rumah tangga, dan barang konsumen bergerak cepat (FMCG/ barang konsumsi), menjadi penggerak utama permintaan fasilitas siap sewa yang memenuhi spesifikasi khusus.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Ramai-Ramai "Borong" Gudang di Jabodetabek, Begini Data Terbaru
