CNBC Insight

Meteor Hantam Rumah Warga, Badan Pengawas Nuklir Sampai Turun Tangan

Redaksi, CNBC Indonesia
06 October 2025 13:50
Meteor raksasa lintasi langit Norwegia. (Dok: CCTV Norsk meteornettverk)
Foto: ILustrasi Meteor raksasa lintasi langit Norwegia. (Dok: CCTV Norsk meteornettverk)
Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu.

Jakarta, CNBC Indonesia - Publik di Indonesia dihebohkan dengan meteor yang diduga meledak dan jatuh di sekitar Laut Jawa, Cirebon, Jawa Barat, kemarin sore, 5 Oktober 2025. Kehebohan semacam ini sebenarnya sudah banyak terjadi, dan menghiasi pemberitaan media massa nasional.

Salah satu yang cukup heboh pada 2010, saat ledakan besar terjadi di salah satu rumah warga di Jakarta. Saat itu ada meteor jatuh di Jalan Delima, Malakasari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (29/04/2010) lalu. Lokasi jatuhnya meteor sempat jadi tempat tontonan warga dari berbagai daerah.

Berdasarkan laporan pandangan mata di lokasi saat itu, di lokasi rumah yang tak terlalu besar, pada sisi dinding kiri hingga kamar tengah, tampak suasana gosong, dan benda-benda berserakan sebagian besar tampak bekas terbakar. Sementara itu, di bagian atap genteng, terlihat lubang besar yang menganga, dengan genteng-genteng sudah pecah.

Kejadian ini mengundang lembaga-lembaga negara terkait yang punya wewenang, bahkan salah satu lembaga terkait nuklir yaitu Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) sampai turun tangan. Kenapa? ternyata setiap peristiwa jatuhnya meteor,  menyimpan potensi radiasi bahkan radioaktif.

Dalam laporan resmi Bapeten, terungkap bahwa sehari setelah jatuhnya meteor tersebut, Departemen Balistik dan Metalurgi Puslabfor Mabes Polri dan Tim Satuan Tanggap Darurat (STD) Bapeten melakukan pemeriksaan di lapangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan tim STD Bapeten di lapangan, tidak ditemukan adanya peningkatan radioaktivitas di lokasi jatuhnya meteor.

Investigasi semacam ini juga pernah dilakukan oleh tim STD Bapeten pada kejadian jatuhnya meteor di daerah Bone, Sulawesi Selatan lalu, yang pada waktu itu oleh Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT) di Australia, yang selanjutnya disebarkan ke beberapa negara, menangkap sinyal ledakan yang memiliki karakter ber zat radioaktif.

Kepala Bapeten waktu itu sampai turun ke Makassar untuk mengecek langsung laporan meteor jatuh, demi memastikan keselamatan warga. Namun, dari hasil investigasi yang dilakukan Bapeten, dapat dinyatakan bahwa tidak ada peningkatan radioaktivitas lingkungan di kawasan tersebut.

"Dari kejadian ini, diharapkan masyarakat tidak perlu khawatir. Karena jatuhnya meteor yang tepat menimpa pemukiman penduduk, probabilitasnya sangat sedikit dibanding statistik yang jatuh di permukaan bumi lainnya. Apabila melihat atau menemukan fenomena alam tersebut kembali terjadi, masyarakat diharapkan jangan mendekat dan segera melapor kepada pihak terkait," seru Bapeten pada waktu itu.

Saking hebohnya kejadian meteor jatuh di Duren Sawit, sempat digelar  Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI dengan Lembaga Pemerintah Non Kementerian di bawah koordinasi Ristek pada Kamis (6/5/2010) ini membahas temuan penyelidikan kejadian di Duren Sawit, Jakarta Timur. Juga dibahas soal usaha mengantisipasi fenomena jatuhnya benda antariksa di kawasan Indonesia.

Pada saat itu hadir perwakilan Kementerian Riset dan Teknologi diwakili oleh Deputi Bidang Program Riptek yang hadir bersama Kepala Bapeten, LAPAN, Observatorium Bosscha, dan Puslabfor Mabes Polri.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Sengketa dengan BUMN Nuklir, BRIN Beberkan Duduk Perkaranya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular