Internasional

Sydney Geger! Kakek Tembak 50-100 Peluru ke Jalan Ramai, Puluhan Luka

sef, CNBC Indonesia
Senin, 06/10/2025 11:55 WIB
Foto: Tim kepolisian menyelidiki tempat kejadian usai Seorang pria berusia 60 tahun ditangkap setelah diduga menembakkan sekitar 50 peluru ke jalan yang ramai, melukai lebih dari selusin orang. Insiden itu terjadi di wilayah Inner West, Sydney, pada Minggu malam, dan penangkapan dilakukan pada Senin (6/10/2025). (Tangkapan Layar Video AFP/ABC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penembakan massal terjadi di Sydney, Australia. Seorang pria paruh baya berusia 60 tahun dilaporkan menembakkan 50-100 peluru ke jalan ramai di kota itu.

Mengutip AFP, sekitar 20 orang terluka. Kejadian terjadi di pinggiran pusat bisnis Sydney, area Inner West, Minggu sore waktu setempat.


"Tersangka penembak, menembak tanpa pandang bulu ke arah kendaraan yang lewat, termasuk kendaraan polisi," kata polisi dikutip AFP, Senin (6/10/2025).

"Kemungkinan ada sekitar 50 hingga 100 tembakan yang telah dilepaskan," kata Pelaksana Tugas Kepala Kepolisian New South Wales, Stephen Parry, dimuat laman yang sama.

Sang kakek yang melakukan penembakan dilaporkan ditangkap dua jam kemudian. Ia dibawa ke rumah sakit dan dirawat karena luka yang dideritanya selama penangkapan.

"Seorang pria datang sendiri ke rumah sakit dengan luka tembak setelah insiden tersebut dan berada dalam kondisi serius", kata polisi.

Seorang saksi mata yang mengaku bernama Tadgh mengatakan kepada stasiun televisi nasional ABC bahwa ia sedang menonton pertandingan rugby ketika pertama kali mendengar suara tembakan. Menurutnya suaranya sangat keras bak seperti di film-film.

"Terdengar suara 'bang, bang, bang'," ceritanya.

"Kilatan petir, percikan api, asap, dan sebagainya. Benar-benar seperti di film," katanya lagi.

Pekerja kantor di sana, Joe Azar mengatakan ia sedang bekerja di seberang jalan ketika kejadian berlangsung. Ia mengaku mendengar apa yang ia pikir adalah kembang api atau batu yang dilemparkan ke jendela.

"Kaca depan seseorang meledak, lalu kaca halte bus pecah," ujar Azar kepada surat kabar The Sydney Morning Herald.

"Perasaan aneh itu muncul, seperti, 'Oh, beginilah yang terjadi'," ujarnya.

"Rasanya panik. Semuanya terjadi begitu cepat, jadi saya tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi," tambahnya.

Penembakan massal relatif jarang terjadi di Australia. Larangan senjata otomatis dan semi-otomatis telah diberlakukan di Australia sejak penembakan massal tahun 1996 di Port Arthur, Tasmania, di mana seorang pria bersenjata menewaskan 35 orang.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Australia Umumkan Target Emisi Baru