Hujan deras yang melanda Nepal sejak Jumat (3/10) memicu tanah longsor dan banjir bandang yang menewaskan sedikitnya 47 orang, merusak infrastruktur, dan memutus akses transportasi di sejumlah wilayah, kata para pejabat pada Minggu (5/10/2025). (REUTERS/Navesh Chitrakar)
Di ibu kota Kathmandu, yang dikelilingi perbukitan, sejumlah sungai meluap hingga merendam kendaraan, membanjiri jalan, dan menggenangi banyak rumah. Akibatnya, kota yang dikenal dengan kuil-kuil bersejarah ini terisolasi dari wilayah lain di Nepal melalui jalur darat. (REUTERS/Navesh Chitrakar)
Seorang warga, Bibek Kumar, mengatakan hujan yang terus mengguyur menyebabkan air sungai naik dengan cepat, memaksa penduduk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sambil menyelamatkan barang-barang mereka. (REUTERS/Navesh Chitrakar)
Menurut Kalidas Dhauboji, juru bicara Kepolisian Bersenjata Nepal, 35 orang tewas dalam serangkaian tanah longsor di distrik Ilam, wilayah timur yang berbatasan dengan India. Selain itu, sembilan orang dilaporkan hilang setelah tersapu banjir dan tiga lainnya tewas akibat sambaran petir di wilayah berbeda. (REUTERS/Navesh Chitrakar)
Bencana alam seperti tanah longsor dan banjir bandang merupakan peristiwa tahunan di Nepal, negara yang sebagian besar bergunung-gunung dan rawan bencana selama musim hujan, yang biasanya berlangsung dari pertengahan Juni hingga pertengahan September. (REUTERS/Navesh Chitrakar)
Pejabat meteorologi memperingatkan bahwa hujan kemungkinan masih akan terus mengguyur hingga Senin (6/10). Pemerintah menyatakan telah mengambil “langkah pencegahan dan kewaspadaan maksimal” untuk membantu masyarakat yang terdampak serta mencegah jatuhnya lebih banyak korban. (REUTERS/Navesh Chitrakar)
