Luhut Kebut Bansos Digital, Bakal Diluncurkan 2026

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
03 October 2025 20:55
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan penyerapan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) semakin membaik.
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah bersiap mempercepat transformasi digital dalam penyaluran bantuan sosial (bansos). Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, sistem bansos digital akan segera diluncurkan secara nasional sekitar bulan Februari dan/atau hingga April 2026.

"Jadi mengenai Banyuwangi, itu memang sudah hampir 2 bulan lebih, kita coba bansos itu dengan Menteri Kementerian Sosial. Dan selama ini kan data dari Kementerian Sosial itu paling susah, sehingga banyak yang tidak mencapai target," ujar Luhut dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Dalam uji coba di Banyuwangi, Luhut mengaku puas dengan hasilnya. Sistem digital berbasis face recognition (pengenalan wajah) dan verifikasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dinilai mampu menutup celah manipulasi penerima bansos.

"Dari apa yang kita lihat kemarin, kita sangat puas hasilnya, karena saya pergi ke sana, bisa face recognition, kita langsung lihat asal masuk NIK-nya, kita langsung bisa lihat semua. Dan dari ibu-ibu yang kita kumpulkan lebih berapa ratus orang, itu semua sangat puas dengan itu," jelasnya.

Menurut Luhut, penerapan sistem ini akan menghapus praktik lama di mana penyaluran bansos bisa dipolitisasi oleh aparat desa.

"Jadi tidak ada lagi nanti kepala desa yang bilang, 'kamu masuk ya, saya masukin', padahal tidak memenuhi syarat, 'tapi kamu pilih saya'. Itu tidak akan terjadi, karena semua mendaftar secara sukarela, dan nanti didorong oleh data NIK yang sudah ada," tegas dia.

Luhut menambahkan, data integrasi kependudukan saat ini sudah berjalan dan dilaporkan ke Presiden Prabowo Subianto. Jika semua tahap uji coba sukses, bansos digital akan diadakan serentak tahun depan.

"Seluruh data yang ada di nasional ini, sekarang sudah kita mulai satukan. Dan secara bertahap sudah jalan dan kami sudah lapor pada Presiden. Kami usul pada Presiden mungkin secara nasional kita akan melakukan kalau nanti semua ini tahap-tahapan jalan, pada bulan Februari, Maret, April tahun depan," kata Luhut.

Presiden Prabowo sendiri telah menanyakan kesiapan peluncurannya. "Dan Presiden bertanya sama saya, 'apa bisa ini nanti bulan itu?', kita lihat per tahap. Tapi menurut kami, tim, saya kira itu bisa dilakukan antar bulan itu," ujarnya.

Tak hanya pemerintah, lembaga internasional pun menilai program ini sebuah langkah besar. "Kalau kata Bank Dunia, itu mengatakan (bansos digital) satu hal yang sangat hebat. Bahwa Indonesia bisa melakukan ini," kata Luhut.

Ia menegaskan, digitalisasi bansos adalah keinginan Presiden Prabowo untuk menciptakan efisiensi dan meminimalisir praktik korupsi.

"Saya katakan ya, Presiden Prabowo ingin jalan sehingga akan ada efisiensi, akan ada pengurangan korupsi dan sebagainya. Dan ini saya kira satu ekosistem yang luar biasa yang kita buat di Indonesia," ungkapnya.

Proyek Percontohan Bisa Diperluas ke Daerah Lain

Meski baru diuji coba di Banyuwangi, Luhut membuka peluang proyek percontohan akan dilakukan ke wilayah lain.

"Ya kita lihat nanti apakah setelah Banyuwangi kita mau bikin ada lagi satu kabupaten atau satu provinsi. Atau langsung kita sosialisasi semua dengan daerah melalui.. seperti dulu penanganan COVID. Jadi nanti Bupati Banyuwangi bicara lewat Zoom ke per pulau, kabupaten misalnya," jelasnya.

Ia memastikan pemerintah daerah (Pemda) akan sangat penting dalam mendampingi warga mendaftar bansos digital. "Karena itu Pemda punya pegawai ASN akan menjadi pendamping dalam pendaftaran. Sehingga tidak ada yang sampai kita ketinggalan," kata Luhut.

Hingga kini, katanya, uji coba di Banyuwangi sudah diikuti sekitar 300 ribu pendaftar.

"Kemarin di Banyuwangi sudah 300 ribu ya sudah mulai mendaftar. Dan itu semua berjalan sangat baik. Kita lihat dua minggu pendaftaran itu bisa fokus. Dua minggu kira-kira," tambahnya.

Sebelumnya, Luhut melakukan peninjauan langsung pilot project penyaluran bansos digital di Desa Suko, Kalipuro, Banyuwangi. Dari total 680 ribu kepala keluarga di daerah itu, baru 148 ribu yang tercatat sebagai penerima bansos, sementara pendaftar sudah mencapai 257 ribu orang.

Luhut juga menemukan fakta timpang: ada warga yang menerima tiga program bantuan sekaligus, sementara sebagian lainnya tidak mendapat bantuan apa pun.

"Inilah mengapa transformasi digital penting dan perlu segera diimplementasikan," tulis Luhut di postingan video Instagram @luhut.pandjaitan, Kamis (2/10/2025)..

Di Banyuwangi, ia juga melihat masih banyak warga, terutama petani kopi, yang tidak memiliki ponsel atau akses sinyal. Meski begitu, mereka tetap bisa mendaftar karena sistem memungkinkan warga mengusulkan diri maupun tetangga yang berhak menerimanya.

"Tempat ini adalah potret nyata sekaligus laboratorium kehidupan bagi masa depan program sosial Indonesia," ujarnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Uji Coba Digitalisasi Bansos, Banyuwangi Jadi Percontohan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular