Menteri PU Ikut Berduka, Buka Suara Soal Ambruknya Ponpes di Sidoarjo
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo buka suara soal kejadian robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.
Dody mengatakan pihaknya sudah mengirimkan tim ke lokasi saat evakuasi dilakukan dengan alat berat pada Kamis (2/10/2025) lalu.
"Kami sudah kirim tim ke sana. Pada saat sudah bisa dibuka, maksudnya alat berangkat sudah mulai turun, kita masuk. Jadi pelan-pelan masuk," kata Dody saat ditemui wartawan di kompleks Kementerian PU, Jumat (3/10/2025).
Dody juga memastikan Komite Keselamatan Bangunan dari Cipta Karya sudah diterjunkan untuk mendalami penyebab kejadian.
"Sampun. Tapi kan ini masalah berduka, jadi kita juga nggak bisa terlalu gembar-gembor atau terburu-buru, yang penting sekarang tanggap darurat dulu. Selesai dulu, keluarkan yang tersisa keluar dulu, baru kita bicara yang lainnya," lanjut Dody.
Adapun terkait izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), Dody menyebut pihaknya belum bisa memastikan karena masih fokus pada penanganan darurat.
"Lagi tanggap darurat, jadi belum ngecek sampai urusan detail fisiknya," ujarnya.
Dody menegaskan bantuan alat berat dari Kementerian PU sudah dikerahkan sejak awal tanggap darurat.
"Sudah, kita sudah dari pertama, tanggal 29 September. Tapi kan itu baru kemarin alat berat diizinkan oleh Basarnas dan Kodim baru boleh masuk karena kan masih ada yang waktu itu masih ada hidup," jelasnya.
Dody menceritakan, sebelum alat berat digunakan, tim SAR sempat melakukan tes hening untuk memastikan tidak ada lagi tanda-tanda korban hidup di bawah reruntuhan.
"Jadi kemarin itu ada tes hening dulu nih. Tes hening tuh didengerin tuh. Masih ada yang bersuara nggak, teriak-teriak segala macam. Begitu nggak ada, makanya alat berat mulai kemarin kan siang ke sore itu boleh masuk," kata Dody.
4 Korban Tewas Ditemukan
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, memasuki hari kelima atau Jumat (3/10), insiden ambruknya gedung musala Pondok Pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tim pencarian dan pertolongan (search and rescue-SAR) gabungan kembali menemukan empat korban dalam kondisi meninggal dunia.
Ketiga jenazah itu segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Disusul 1 jenazah lagi.
Penemuan jenazah itu, menambah data jumlah korban meninggal dunia menjadi 9 orang, sejak hari pertama kejadian.
Di sisi lain, jumlah korban yang masih dalam proses pencarian ada sebanyak 54 orang. Data ini didasari dari daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren.
Upaya pencarian dan pertolongan dilakukan secara terpadu oleh Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinsos Tagana, Dinas PU dan SDA, serta relawan sebanyak lebih dari 400 orang selama 24 jam bergantian.
"Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam," kata Kepala BNPB Suharyanto, Jumat (3/10/2025).
Seluruh pihak keluarga korban pun sudah menghendaki penggunaan alat berat ini seandainya dalam proses pencarian dapat mengganggu kondisi jenazah.
Para keluarga korban juga sudah merelakan dan mengikhlaskan semuanya, setelah sehari sebelumnya mereka diberikan penjelasan bahwa dipastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan bangunan lantai empat itu.
"Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan dan mengikhlaskan apabila kemudian alat berat ini masuk akan mengganggu kondisi jenazah di bawah reruntuhan," ungkap Suharyanto.
Kepala BNPB juga menyampaikan, kemungkinan ditemukannya korban meninggal masih ada, seiring dengan upaya pencarian yang terus dimaksimalkan.
Selanjutnya, perkembangan hasil penemuan oleh tim SAR gabungan di lapangan akan dihimpun dan disampaikan melalui posko BNPB secara berkala tiga kali sehari, yakni pada pukul 06.00, 12.00, dan 18.00 WIB.
"Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya," ungkap Kepala BNPB.
Adapun data sementara yang telah dihimpun per Kamis (3/10) pukul 11.45 WIB, secara keseluruhan, jumlah korban terdampak mencapai 166 orang dan data ini masih terus berkembang seiring proses pencarian.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 111 orang telah ditemukan, sementara sekitar 54 orang masih dalam pencarian. Adapun rincian kondisi korban meliputi 14 orang dirawat inap di sejumlah rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang dan sembilan orang dinyatakan meninggal dunia.
(dce)