Jepang Berpeluang Punya Perdana Menteri Perempuan Pertama
Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang berpeluang memiliki perdana menteri (PM) perempuan pertama. Sabtu esok, pemungutan suara akan segera dilakukan Partai Demokrat Liberal.
Hal ini terkait majunya Sanae Takaichi (64) sebagai kandidat. Ia kini menjadi salah satu kandidat dengan suara terbanyak, selain Shinjiro Koizumi (44).
Takaichi adalah seorang nasionalis konservatif dan sekutu mendiang Shinzo Abe. Ia berjanji mengguncang ekonomi dengan belanja pemerintah agresif.
Sementara Koizumi, merupakan Menteri Pertanian sekaligus putra mantan PM Junichiro Koizumi, yang lebih moderat dengan fokus pada pemangkasan pajak untuk membantu rumah tangga menghadapi biaya hidup. Jika ia terpilih, ia akan menjadi PM termuda Jepang sepanjang sejarah modern negeri itu.
"Koizumi dan Takaichi menawarkan dua pendekatan yang sangat berbeda," kata profesor ilmu politik Universitas Sophia, Tokyo, Tina Burrett, seperti dikutip Reuters, Jumat (3/10/2025).
"Koizumi dipandang mampu mencapai konsensus, sementara Takaichi akan mengguncang dunia politikus yang agak abu-abu," ujarnya.
Survei Asahi menunjukkan persaingan keduanya sangat ketat. Koizumi unggul di kalangan anggota parlemen LDP.
Sementara jajak Nippon Television menempatkan Takaichi sebagai pilihan utama anggota akar rumput. Jika putaran kedua diperlukan, suara dari 47 cabang partai akan jadi penentu.
Selain keduanya, Jepang juga memiliki kandidat lain, yakni Yoshimasa Hayashi (64). Ia merupakan dulunya merupakan sekretaris kabinet.
Namun, siapa pun yang terpilih akan menghadapi tiga tantangan. Pertama partai yang sedang krisis dan kepercayaan publik serta ekonomi yang lesu.
"Siapa pun yang memimpin akan menghadapi tugas berat meremajakan partai yang dianggap semakin kehilangan kontak dengan pemilih," ujar profesor politik di Temple University, Tokyo, James Brown.
Pemenang kontestasi ini hampir pasti akan menjadi perdana menteri berikutnya karena LDP masih merupakan partai terbesar di parlemen, meski dominasi mereka terkikis. Salah satu agenda pertama PM baru, menurut Reuters, adalah menjamu Presiden AS Donald Trump di Tokyo akhir Oktober.
(sef/sef)