Soal Temuan Beras Rusak, Bos Bulog Lakukan Langkah Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani buka suara ihwal adanya temuan beras rusak di gudang perusahaan. Rizal menegaskan, kini pihaknya tengah melakukan pendalaman dan memastikan langkah penanganan, agar beras yang tersimpan tetap aman.
"Nanti kita uji laboratorium lagi, kalau layak kita konsumsi kepada masyarakat. Kalau yang tidak layak nanti kita sisakan untuk diolah menjadi pakan ternak," jelas Rizal saat ditemui di kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Meski begitu, Rizal mengakui belum bisa mengungkapkan berapa jumlah pasti beras yang rusak. "Nah, ini sedang dicek dulu," katanya.
Ia mengatakan, beras yang dikelola Bulog jumlahnya memang sangat besar sehingga kondisi setiap stok bisa berbeda-beda. Rizal bahkan menganalogikan dengan keluarga yang punya banyak anak.
"Kita saja kalau punya anak lebih dari 2-3 kan pasti anak-anaknya ada yang bandel, ada yang pintar, ada yang gini kan, macam-macam," tuturnya.
Soal lokasi mana saja yang ditemukan banyak beras rusak, Rizal kembali menekankan bahwa ia masih melakukan pengecekan. "Belum tahu, sedang dicek dulu," ucapnya.
Sementara soal anggaran pemeliharaan, ia juga belum bisa memberikan detail. "Nanti, lagi dicek ya," singkat Rizal.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Bulog Tabahawa, Maluku Utara, Selasa (23/9/2025). Sidak tersebut dilakukan untuk memastikan cadangan beras pemerintah (CBP) aman dan berkualitas.
Dalam video yang diunggah akun Instagram resmi DPR RI, Titiek terlihat geram melihat kondisi beras yang menumpuk di gudang. Ia memerintahkan Kepala Perum Bulog Cabang Ternate, Jefry Tanasy, agar memberikan laporan yang benar kepada Menteri dan Kepala Bulog.
"Ini untuk memeriksa kondisi beras yang ada di sini. Ternyata ini ada yang sudah setahun lebih. Jadi masuk ke sini Mei tahun 2024, masih ada 1.200 ton," kata Titiek, dikutip dari @dpr_ri, Jumat (26/9/2025).
"Ini warnanya sudah...apa ini..abu-abu. Saya nggak tahu ini mesti mau disimpan sampai kapan di sini. Kenapa nggak disalur-salurkan?" tukas Titiek.
(haa/haa)