
Israel Cegat Armada Bantuan Global Sumud Flotilla, Ini Respons Dunia

Jakarta, CNBC Indnoesia - Pasukan Israel pada hari Kamis, (2/10/2025), menghentikan dan menaiki beberapa kapal yang membawa aktivis asing serta bantuan kemanusiaan yang ditujukan untuk Gaza. Tindakan yang oleh para penyelenggara disebut sebagai intersepsi ilegal di perairan internasional ini telah memicu gelombang kecaman dari para pemimpin dan pemerintah di seluruh dunia.
Menurut sistem pelacakan armada, meskipun beberapa kapal telah dihentikan, kapal-kapal lain masih melanjutkan pelayaran mereka menuju kantong Palestina yang terkepung itu.
Penyelenggara Flotilla mengeluarkan pernyataan yang mengutuk tindakan tersebut. Mereka menyebut hal ini ilegal.
"Beberapa kapal... secara ilegal dicegat dan dinaiki oleh Pasukan Pendudukan Israel di perairan internasional," kata mereka.
Kelompok "March to Gaza Greece," salah satu anggota flotilla, menyebut tindakan Israel sebagai "aksi pembajakan berulang yang melanggar hukum internasional dan hukum laut," serta mendesak pemerintah Yunani untuk melindungi warganya yang berada di atas kapal.
Kecaman juga datang dari sejumlah pemerintahan dunia. Berikut daftarnya dikutip Reuters:
1. Afrika Selatan
Ramaphosa Menyatakan bahwa intersepsi ini "memperkuat pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel dan menimbulkan penderitaan, termasuk kelaparan, pada rakyat Palestina." Ia menyebutnya sebagai "pelanggaran berat lainnya terhadap solidaritas global." Afrika Selatan juga mendesak Israel untuk memastikan kargo bantuan yang menyelamatkan nyawa itu dapat mencapai Gaza.
2. Malaysia
"Dengan memblokir misi kemanusiaan, Israel telah menunjukkan penghinaan total tidak hanya terhadap hak-hak rakyat Palestina tetapi juga terhadap nurani dunia," ujarnya.
3. Kolombia
Petro menulis di platform X bahwa, "Jika informasi ini benar, ini adalah kejahatan internasional baru oleh (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu."
4. Palestina
Ramallah mengutuk intersepsi tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan menegaskan bahwa Israel tidak memiliki otoritas maupun kedaulatan atas "perairan teritorial" Palestina di lepas pantai Jalur Gaza.
5. Hamas
Kelompok milisi yang berkuasa di Gaza ini menyatakan dukungan untuk para aktivis dan mengecam intersepsi tersebut sebagai "tindakan kriminal," seraya menyerukan protes publik untuk mengutuk Israel.
6. Inggris
"Kami telah berkomunikasi dengan otoritas Israel untuk menegaskan bahwa kami mengharapkan situasi ini diselesaikan dengan aman, sejalan dengan hukum internasional, dan dengan menghormati hak-hak semua orang di dalamnya," kata seorang juru bicara. Inggris juga menyerukan agar bantuan tersebut diserahkan kepada organisasi kemanusiaan di darat dan mendesak Israel untuk segera dan tanpa syarat mencabut pembatasan bantuan.
7. Israel
Menanggapi situasi tersebut, Kementerian Luar Negeri Israel memberikan pernyataan melalui platform X bahwa semua ditahan tanpa luka. Mereka akan segera dideportasi.
"Para penumpang Hamas-Sumud di kapal pesiar mereka sedang dalam perjalanan dengan aman dan damai ke Israel, di mana prosedur deportasi mereka ke Eropa akan dimulai. Para penumpang aman dan dalam keadaan sehat," ujarnya.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Lembaga Kemanusiaan Gaza Mundur, Tak Tahan Tekanan AS-Israel
