
Putin Menggila: Tembak 188 Drone Sehari ke Ukraina, Sekeluarga Tewas

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia menembakkan rata-rata sekitar 188 drone per hari ke Ukraina pada bulan September. Data ini dirilis oleh Angkatan Udara Ukraina, Rabu.
Rusia telah menembakkan drone ke Ukraina setiap malam sejak 10 Mei, setelah "gencatan senjata" tiga hari yang diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin bertepatan dengan parade militer akbar di Moskow berakhir. Angka ini meningkat lebih dari sepertiga dibandingkan bulan sebelumnya.
"Serangan tersebut, yang biasanya dilakukan dengan menggunakan drone murah rancangan Iran yang dikenal sebagai "Shahed", dirancang untuk meneror penduduk negara itu," kata Militer Ukraina, Kamis (2/10/2025).
Angkatan Udara Ukraina mengatakan mereka menembak jatuh sebagian besar drone tersebut, tetapi skala serangan yang tampaknya terus meningkat dan korban sipil yang terus bertambah telah mulai membuat takut bahkan mereka yang berada di daerah pedesaan seperti Chernechchyna.
Satu Keluarga Tewas
Dalam sebuah acara, puluhan warga setempat berkumpul di pinggir jalan untuk menyaksikan prosesi pemakaman, yang dipenuhi mobil van dan mobil-mobil lain, sementara beberapa orang melemparkan bunga ke jalan. Beberapa hadirin membawa karangan bunga biru dan kuning, warna bendera Ukraina, untuk menghormati sebuah keluarga yang tewas dalam salah satu serangan pesawat tak berawak Rusia.
"Keluarga itu, ibu, ayah, mereka selalu bersama," kata anggota dewan setempat Oksana Chernova.
Keluarga yang tewas dalam serangan ini adalah seorang ayah bernama Oleksandr, seorang ibu bernama Alyona Lesnichenko, dan dua anak mereka yang berusia 4 dan 6 tahun. Mereka tewas ketika pesawat tak berawak Rusia menyerang rumah mereka.
Seorang warga bernama Natalya mengatakan bahwa putra-putra Alyona adalah "anak-anak yang baik" dan mereka biasa memanggilnya "nenek".
"Mereka orang baik. Tapi mereka meninggal dengan cara seperti itu," katanya.
Pada pemakaman keluarga di Chernechchyna pada hari Rabu, warga yang mengenal mereka mengungkapkan keterkejutan mereka bahwa sebuah pesawat tanpa awak Rusia dapat menimbulkan kerusakan sebesar itu di lingkungan yang begitu kecil dan tenang.
"Tidak ada serangan di sini selama perang, tidak ada," kata Alina Lagoyda, seorang kerabat keluarga. "Untuk apa?"
Suami Alyona, Oleksandr, adalah seorang tentara yang bertempur di garis depan. Warga tersebut masih syok melihat apa yang terjadi ketika ia kembali.
"Dia berjuang dan berjuang, lalu dia datang ke sini. Dan inilah yang terjadi," kata tetangga mereka, Lubov Panchenko.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zelensky Menggila! Habis 'Pearl Harbor' Rusia, Bom Jembatan Krimea
