Prabowo Gelar Operasi Besar-Besaran di Babel, Ini Kata Pengusaha Timah

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 01/10/2025 14:10 WIB
Foto: Asosiasi Eksportir Timah Indonesia, Harwendro Adityo dalam program CNBC Indonesia Mining Zone. (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) buka suara perihal perintah Presiden RI Prabowo Subianto dalam melakukan operasi besar-besaran di wilayah Bangka Belitung (Babel). Operasi besara-besaran dilakukan untuk memberantas pertambangan ilegal di wilayah penghasil timah itu.

Ketua Umum AETI Harwendro Adityo Dewanto menilai langkah penertiban tambang ilegal khususnya di Babel merupakan keputusan yang tepat. Hal itu mengingat praktik ilegal di sektor timah telah berlangsung cukup lama dan menimbulkan dampak besar, baik bagi negara maupun pelaku usaha yang legal.

"Kita patut apresiasi langkah Presiden, langkah pemerintah saat ini untuk penertiban tambang-tambang ilegal maupun penyelundupan yang terjadi di Bangka Belitung, karena isu ini sudah mengemuka sejak tahun lalu ya," ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Rabu (1/10/2025).


Selain pertambangan ilegal, Harwendro juga menyoroti maraknya aktivitas penyelundupan timah. Menurut perhitungannya, jumlah penyelundupan yang terjadi mencapai 12 ribu ton per tahun, dengan nilai sekitar Rp 45-47 triliun berdasarkan harga timah yang berlaku.

Penyelundupan tersebut dinilai merugikan para eksportir legal yang telah menjalankan bisnis sesuai ketentuan.

"Kita sempat ada penurunan produksi di timah sendiri, tapi sejak isu ini sudah mulai kita suarakan di asosiasi, kita ketemu dengan beberapa perwakilan pemerintah, dan akhirnya masukan kami diterima oleh mereka. Dan sekarang bahkan Presiden pun sekarang sudah mengarahkan bahwa akan memerangi praktik penyelundupan ilegal itu," tambahnya.

Bahkan, kondisi tersebut sempat menjadi perhatian dari asosiasi timah dunia. Harwendro mengatakan, perwakilan dari International Tin Association bahkan datang ke Indonesia untuk menanyakan langsung soal maraknya praktik penyelundupan.

"Kemarin sempat beberapa perwakilan dari International Tin Association sempat datang ke Indonesia menanyakan tentang perihal-perihal ini, tentang penyelundupan ini," imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto meminta kepada TNI, Polri dan juga Bea Cukai Kementerian Keuangan untuk melakukan operasi besar-besaran di Wilayah Bangka Belitung. Alasannya karena, daerah ini marak sekali pertambangan timah ilegal.

Mulanya Prabowo menyampaikan, bahwa Indonesia mengalami kerugian yang sistemik akibat ulah para koruptor. Di mana hal itu membuat ratusan triliun uang negara hilang tiap tahunnya.

"Sebagai contoh, di Bangka Belitung yang untuk cukup lama menjadi pusat tambang timah, terkemuka di dunia, itu terdapat 1.000 tambang ilegal, 1.000 tambang ilegal," tegas Prabowo dalam Musyawaran Nasional ke VI PKS, di Jakarta, dikutip Selasa (30/9/2025).

Maka dari itu, mulai tanggal 1 September 2025 kemarin, Prabowo memerintahkan TNI, Polri hingga Bea Cukai untuk membuat operasi besar-besaran di Bangka Belitung. Ia mengindikasikan 80% hasil timah diselundupkan.

"Mulai tanggal 1 September kemarin saya perintahkan TNI, Polri, Bea Cukai bikin operasi besar-besaran di Babel. Selama ini hampir 80% hasil timah diselundupkan, 80% timah kita kita tutup, dan penyelundupnya macam-macam, ada yang pake kapal, ada yang pakai ferry, sekarang tutup tidak bisa keluar, sampai kapanpun tidak bisa keluar," ungkap dia.

"Kita perkirakan September, Oktober, November, Desember, bisa selamatkan Rp 22 triliun. Tahun depan kita perkirakan kita bisa selamatkan Rp 45 triliun," tegas Prabowo


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Produksi Timah Naik Usai Prabowo Tertibkan Tambang Ilegal