Ramai Media Asing Sorot Pesantren RI Ambruk Timpa Santri, Sebut Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Ramai-ramai media asing menyoroti ambruknya sebuah pesantren di Indonesia, di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Sebelumnya, bangunan masjid di Pesantren Al-Khoziny, runtuh sekitar pukul 15.00 Senin, saat salat Ashar sedang dilaksanakan.
Media Prancis AFP misalnya, menulis bagaimana 91 orang dilaporkan masih tertimpa bangunan. Media tersebut menulis artikel berjudul "91 people possibly still under collapsed Indonesian school: official", Rabu (1/10/2025).
"Sekitar 91 orang diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan sekolah yang runtuh di pulau Jawa, kata pihak berwenang saat tim penyelamat mencari korban selamat," tulisnya.
"Pondok pesantren bertingkat di kota Sidoarjo itu tiba-tiba ambruk pada hari Senin ketika para siswa berkumpul untuk salat ashar, menurut laporan setempat."
Dikatakan bagaimana para pejabat mengatakan bahwa mereka masih berusaha untuk mengonfirmasi jumlah orang hilang ketika ditanya dalam konferensi pers di Sidoarjo. Sejauh ini tiga orang dinyatakan meninggal dan tim penyelamat berfokus pada tujuh area di mana tanda-tanda kehidupan telah terdeteksi.
"Struktur utama telah runtuh total.. Kami memprioritaskan penyelamatan korban yang masih responsif," tulis AFP mengutip aparat.
Hal sama juga dimuat laman The Guardian dalam artikel "Indonesia school collapse: 91 missing and three dead as rescuers search rubble for second day". Dikatakan kejadian terletak di pesantren yang "terletak sekitar 780 km (480 mil) di sebelah timur Jakarta".
Disebutkan bagaimana seorang keluarga korban menangis sambil menunjukkan foto keponakannya, Rosi, di ponselnya, yang masih tercatat di antara korban hilang. Diceritakan bagaimana orang-orang panik mencari anak laki-laki itu di reruntuhan.
"Saya berlarian sambil berteriak, 'Rosi! Rosi! Kalau kamu bisa mendengar dan bergerak, keluar!' Lalu seorang anak berteriak balik dari reruntuhan, ia terjebak. Saya pikir itu Rosi, jadi saya bertanya, 'Apakah kamu Rosi?' dan anak itu menjawab, 'Tuhan, jangan, tolong aku!'," tulis The Guardian yang juga mengutip Reuters, mengutip Holy Abdullah Arif (49).
"Keluarga-keluarga berkumpul di sekitar papan tulis berisi daftar korban selamat yang diketahui, mencari nama anak-anak mereka," tambahnya.
The Guardian juga menyoroti bagaimana gedung yang runtuh merupakan pilar fondasinya tidak mampu menopang beban konstruksi baru di lantai empat sekolah. Ditulis pula soal standar keselamatan serta pengelola gedung untuk mengawasi proses konstruksi guna mencegah insiden serupa.
"Standar konstruksi yang longgar telah menimbulkan kekhawatiran luas tentang keselamatan bangunan di Indonesia, di mana bangunan-terutama rumah-yang sebagian selesai merupakan hal yang umum, sehingga memungkinkan pemilik untuk menambah lantai di kemudian hari ketika anggaran mereka memungkinkan," tulisnya.
Al-Jazeera juga menulis pemberitaan soal ini dalam artikel "Over 90 people believed buried under rubble after Indonesia school collapse". Media itu menyebut ini adalah insiden kedua bangunan ambruk di Indonesia dalam sebulan terakhir.
Laman AS, CNN Internasional pun memantau peristiwa ini di artikel "Frantic rush to reach scores of students missing for days after boarding school collapse in Indonesia". Ditulis kalau rata-rata korban adalah anak-anak dan remaja, berumur 12 hingga 18 tahun.
(sef/sef)