Internasional

Tok! Pemerintah AS Resmi Shutdown

sef, CNBC Indonesia
01 October 2025 11:04
Bendera dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung di Gedung Putih setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan penghormatan nasional menyusul penembakan mematikan di Gereja Annunciation yang juga merupakan lokasi sekolah dasar di Minneapolis, di Washington, D.C., AS, 27 Agustus 2025. REUTERS/Brian Snyder
Foto: REUTERS/Brian Snyder

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintahan federal Amerika Serikat (AS) yang dipimpin Presiden Donald Trump resmi shutdown, Selasa tengah malam atau Rabu (1/10/2025) pukul 00:00 dini hari, waktu setempat. Pemerintahan akan "berhenti" setelah Kongres gagal meloloskan RUU untuk mencegah penutupan yang deadline Selasa tengah malam.

Partai pemerintah, Republik, dan oposisi, Demokrat, menolak untuk mengalah dari posisi mereka yang berseberangan terkait kesepakatan pendanaan untuk menghindari penutupan di Senat AS. Republik mencoba mengesahkan RUU dana sementara yang telah disahkan di DPR AS tetapi tidak berhasil mendapatkan suara dari Demokrat, yang dibutuhkan untuk dikirimkan ke meja Trump.

Shutdown kali ini akan menjadi yang pertama sejak 2018. Para pekerja pemerintah yang esensial akan tetap menjalankan peran mereka seperti biasa. Tetapi bagi mereka yang dianggap tidak esensial, para pekerja itu akan dirumahkan tanpa dibayar.

Layanan yang dianggap tidak esensial meliputi program bantuan pangan, prasekolah yang didanai pemerintah federal AS, penerbitan pinjaman mahasiswa, inspeksi pangan, dan operasional di taman nasional. Trump telah mengancam akan melakukan pemotongan anggaran yang "tidak dapat diubah" jika penutupan pemerintah terjadi dan telah menyalahkan Partai Demokrat sepenuhnya.

Mengutip CNN Internasional, memang, penutupan pemerintah di masa lalu hanya meninggalkan sedikit dampak. Pasar sempat mengalami aksi jual, tetapi kemudian pulih dengan cepat.

Untuk pertumbuhan, sebagian besar ekonom menghitung dampaknya sekitar 0,1 poin persentase dari produk domestik bruto (PDB) selama seminggu. Penutupan terlama berlangsung selama 35 hari, dari akhir 2018 namun, dampaknya ternyata tidak terlalu besar untuk ekonomi senilai US$30 triliun (Rp 500.000 triliun).

"Kerugian jangka pendek biasanya mudah terpulihkan pada kuartal-kuartal berikutnya," menurut Bank of America.

Namun, dalam kasus Trump kali ini, pasar tenaga kerja AS memang sudah goyah, khususnya, wilayah Washington, D.C., tempat sebagian besar pegawai pemerintah federal bermukim. Sebanyak 750.000 pegawai negeri untuk sementara waktu dirumahkan dan tanpa gaji.

Selain itu, rilis beberapa laporan ekonomi penting termasuk jumlah pekerjaan bulanan dan rilis data inflasi indeks harga konsumen dapat terganggu karena Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) juga terdampak. Situasi ini juga dapat mepengaruhi bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed/Fed), yang sangat mengandalkan data BLS dalam mengambil keputusan tentang suku bunga dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kebijakan moneter.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi Minggir! Orang AS Sudah Mulai 'Cinta' Donald Trump

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular