
RI Tak Ada Kilang Baru Sejak Krisis 1998, Purbaya: RI Rugi Besar

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti keperluan energi domestik yang masih bergantung pada impor. Menurutnya, salah satu akar permasalahannya terdapat pada tidak adanya pembangunan kilang minyak baru di dalam negeri beberapa tahun terakhir.
Hal tersebut disampaikannya saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI terkait realisasi kompensasi dan subsidi dalam APBN Tahun 2025. Sebagai catatan, pembangunan kilang yang mangkrak hampir 31 tahun. Terakhir, Indonesia membangun Kilang Balongan di Jawa Timur pada 1994.
"Sejak krisis sampai sekarang nggak pernah bangun kilang baru. Saya pernah tekan mereka (Pertamina) tahun 2018 untuk bangun kilang. Mereka janji mereka akan bangun 7 kilang baru dalam waktu 5 tahun. Sampai sekarang kan nggak ada satupun. Jadi bapak tolong kontrol mereka juga. Dari saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol. Karena kita (RI) rugi besar," ujar Purbaya dalam Raker dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9/2025).
Menurut Purbaya, Indonesia banyak mengimpor BBM jenis solar atau diesel dari Negeri Jiran, Singapura. Nilainya tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai puluhan miliar. Nilai impor yang besar ini membuat subsidi pemerintah meningkat dari tahun ke tahun.
"Sudah berapa tahun sudah puluhan tahun kan kita pernah bangun kilang baru ga? Jadi Bapak-Ibu kalau ketemu Danantara lagi minta untuk bangun kilang baru karena kita impor dari Singapura," kata Purbaya.
Purbaya pun mengungkapkan Indonesia bukan tidak bisa membangun kilang, tetapi dia menilai Pertamina malas-malasan. Dia pun mengaku telah memberikan tawaran kepada BUMN yang bersangkutan. Jika Pertamina tidak mau, pemerintah akan mencari investor lain dari China.
Purbaya mengatakan Pertamina sebenarnya berencana membangun 7 kilang baru, tetapi hingga saat ini belum terealisasi.
"Jadi kilang itu bukan tidak bisa bikin cuma Pertamina malas-malasan aja saya pernah kasih tawaran. Kalau tidak bisa bikin ya udah cari investor dr China bikin 30 tahun Pertamina keberatan biang sudah overcapacity karena udah mau bikin 7 kilang baru tapi sampai sekarang ga jadi," jelas Purbaya.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebenarnya telah merencanakan pembangunan kilang dan tangki penyimpanan minyak (oil storage) di berbagai wilayah. Tercatat, ada sebanyak 18 proyek kilang dan tangki minyak yang akan berdiri dari Aceh hingga Papua.
Mengacu data Kementerian ESDM, proyek ini masuk dalam daftar prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional dengan investasi mencapai Rp 232 triliun. Terdiri dari proyek kilang senilai Rp 160 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 44.000 tenaga kerja, dan proyek tangki minyak senilai Rp 72 triliun dengan serapan tenaga kerja 6.960.
Adapun, proyek pembangunan kilang dan tangki minyak nantinya akan tersebar di 18 wilayah. Seperti Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, Fakfak. Adapun, proyek ini akan diserahkan kepada Danantara.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kilang Pertamina Akuisisi 14% Saham Patra SK dari Perusahaan Korea
