
Purbaya Cek Langsung Proyek BUMN, Tak Jalan Bakal Dapat Ganjaran

Jakarta,CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar serius menjalankan proyeknya. Salah satunya PT Pupuk Indonesia yang ditugaskan untuk revitalisasi pabrik pupuk nasional.
Hal ini telah menjadi agenda khusus DPR dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Purbaya mengatakan pihaknya akan melakukan banyak investasi, termasuk investasi untuk pembangunan pabrik pupuk. Namun, dia harus menyeimbangkan investasi ini dengan upaya efisiensi anggaran.
"Kalau di (sektor) pupuk kan kita sudah akan invest, di pupuk kan dan kelihatannya sudah akan membaik," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi XI di DPR, Selasa (30/9/2025).
Menurutnya, proposal yang disampaikan juga tidak jelas. Masalah ini sudah didiskusikan dengan Danantara. Dia pun mendorong Danantara untuk berperan aktif dalam pengembangan investasi pabrik pupuk ini.
"Tapi sampai sekarang juga, proposal juga nggak terlalu jelas-jelas amat. Jadi kelihatannya ini diskusi dengan Danantara semalam, dijadikan ajang curcol Danantara ke Anda (Komisi XI) ya, untuk menekan saya kelihatannya. Nggak apa-apa," paparnya.
Dia pun hanya menegaskan Kementerian Keuangan akan ikut mengawasi. Kementeriannya tidak akan sekedar menyuruh dan membayar biaya investasi saja.
"Jadi pada dasarnya kalau gitu sekarang saya bukan nyuruh bayar saja. Saya akan masuk, saya akan lihat mereka jalankan apa nggak, proyek-proyek yang diusulkan," ujarnya.
Dengan demikian, dia yakin ada timbal balik. Jika tidak tercapai, pemerintah bisa memotong atau memangkas investasinya. "Saya kan pengawas (Danantara), saya ganti aja Dirutnya. Artinya timbal balik," tegas Purbaya.
"Jadi ini saya bikin masukan yang bagus sekali dari DPR. Gimana caranya kita memproduksi, juga memperbaiki alat-alat produksi, termasuk menyediakan alat produksi yang baru yang selama ini kita gagal membangun," tegas Purbaya.
Badan Akuntabilitas Keuangan (BAKN) DPR RI sebelumnya telah menugaskan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memperbaiki persoalan distribusi pupuk bersubsidi. Sebab, saat ini penyaluran subsidi pupuk dinilai tidak tepat sasaran.
Wakil Ketua BAKN DPR Herman Khaeron mengatakan, dalam hal ini Danantara dapat melakukan revitalisasi dan investasi yang dapat berkontribusi pada kebutuhan pupuk nasional.
Dalam hal ini, Danantara dapat merevitalisasi pabrik pupuk untuk selanjutnya membuat tata kelola baru. Sehingga, Danantara akan berfokus dan memiliki arah kebijakan yang berkaitan dengan merevitalisasi pabrik.
Selain itu, Danantara dapat melakukan investasi investasi untuk menekan angka impor dan ketergantungan komponen dari negara lain.
"Misalkan kan sekarang 60% komponen masih import, masih tergantung import, 60%. Makanya kalau 60% import ini bisa dipotong, mata rantainya lebih murah, maka ada kemungkinan kita bisa menghemat dari 60% ketergantungan biaya atas komponen tersebut," pungkasnya.
(haa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pandu Sjahrir Buka-bukaan Pengelolaan Dana Investasi Danantara
