Selama Ini Terbuang Sia-Sia, Limbah Timah Bernilai Fantastis!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
30 September 2025 10:15
Laba PT Timah Naik 6% di 2018 (CNBC Indonesia TV)
Foto: Laba PT Timah Naik 6% di 2018 (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan di balik sisa hasil produksi (SHP) timah, tersimpan mineral strategis yang berharga. Namun selama ini, SHP timah tidak dikelola alias dibuang bak limbah.

Prabowo mengungkapkan, SHP di wilayah Bangka Belitung yang selama ini dianggap sebagai limbah dan tidak bernilai ternyata mengandung "harta karun" berupa Logam Tanah Jarang (LTJ).

"Yang lebih merisaukan tapi juga memberi harapan ternyata limbahnya, limbahnya memiliki nilai yang sangat tinggi, karena limbahnya ternyata berisi mineral-mineral yang disebut tanah jarang atau rare earth," kata Prabowo dalam Musyawarah Nasional ke VI PKS, di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Ia pun menilai sebagian pejabat kemungkinan belum memahami bahwa limbah hasil tambang sebenarnya mengandung mineral tanah jarang yang bernilai tinggi.

Oleh karena itu, ia memerintahkan Bea Cukai untuk merekrut sejumlah ahli kimia guna melakukan pemeriksaan terhadap material-material yang bernilai tinggi.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, bahwa sisa hasil produksi timah yang selama ini dibuang cuma-cuma, ternyata mengandung mineral strategis bernilai tinggi.

Salah satunya komoditas yang kini jadi incaran banyak negara yakni logam tanah jarang. Bahlil menyebutkan saat ini pemerintah juga telah membentuk Badan Industri Mineral yang bertugas mengkaji nilai tambah dari hasil turunan timah, termasuk logam tanah jarang.

"Makanya, Badan Industri Mineral sebagai lembaga pemerintah yang baru dibentuk akan bertugas untuk melakukan pengkajian terhadap nilai tambah daripada bagian hasil turunan dari processing timah. Yang di dalamnya adalah logam tanah jarang dan ini harganya mahal sekali," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, pada pekan lalu.

Lantas, berapa harga LTJ?

Ternyata, logam tanah jarang bernilai fantastis.

Sepanjang 2025, neodymium menjadi logam tanah jarang dengan kenaikan harga paling signifikan. Dalam beberapa waktu terakhir, harganya melonjak tajam.

Mengutip Data Trading Economics, Selasa (30/9/2025), harga neodymium stagnan di level CNY 785.000/ton atau sekitar Rp 1,84 miliar per ton.

Harga neodymium dan melonjak 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, berdasarkan perdagangan kontrak berjangka (CFD) yang mencerminkan pasar acuan komoditas ini.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bakal Digarap Prabowo, Ini Lokasi Harta Karun Super Langka RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular