Internasional

Akhir Perang Gaza di Depan Mata, Trump Sepakati Ini Dengan Netanyahu

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
30 September 2025 07:05
Presiden AS Donald Trump berbicara saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melambaikan tangan setelah pertemuan di Gedung Putih, di Washington, AS, 7 April 2025. (REUTERS/Kevin Mohatt)
Foto: Presiden AS Donald Trump berbicara saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melambaikan tangan setelah pertemuan di Gedung Putih, di Washington, AS, 7 April 2025. (REUTERS/Kevin Mohatt)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Senin, (29/09/2025), mengumumkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah secara resmi mendukung proposal perdamaian yang disponsori AS untuk mengakhiri perang di Gaza. Pengumuman yang disampaikan saat tekanan agar Israel berhenti menyerang wilayah Palestina itu terus memuncak.


Rencana perdamaian ini diajukan untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung selama hampir dua tahun. Dalam konferensi pers bersama, kedua pemimpin memproyeksikan persetujuan.


Berbicara di hadapan media, Presiden Trump menyatakan bahwa kesepakatan damai yang telah lama diupayakan kini "sangat dekat." Ia secara terbuka berterima kasih kepada Netanyahu karena telah menyetujui rencana tersebut.


"Hal ini dilakukan mengakhiri kematian dan kehancuran yang telah kita lihat selama bertahun-tahun, dekade, bahkan berabad-abad."


Berdiri di samping Trump, Perdana Menteri Netanyahu menggemakan dukungan tersebut, menegaskan bahwa proposal itu selaras dengan tujuan perang strategis Israel.


"Saya mendukung rencana Anda untuk mengakhiri perang di Gaza, yang mencapai tujuan perang kami," kata Netanyahu.


"Ini akan membawa kembali semua sandera kami ke Israel, membongkar kemampuan militer dan aturan politik Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel."


Pernyataan ini jelas ditujukan untuk meyakinkan publik di Israel bahwa keamanan nasional tetap menjadi prioritas utama. Meskipun demikian, Netanyahu mengambil keputusan ini di tengah tekanan politik domestik yang sangat besar.


Saat ini, Netanyahu terjepit di antara tuntutan keluarga sandera yang menginginkan kesepakatan segera, dan ancaman dari mitra koalisi sayap kanannya yang menganggap rencana itu terlalu banyak memberikan konsesi dan siap meruntuhkan pemerintahannya.


Rincian Proposal dan Pemerintahan Masa Depan


Secara rinci, proposal tersebut berisi 20 poin dokumen yang menyerukan gencatan senjata segera, pertukaran sandera yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, penarikan bertahap Israel dari Gaza, perlucutan senjata Hamas dan pemerintahan transisi yang dipimpin oleh badan internasional.

Meski begitu, keraguan besar muncul karena Hamas tidak terlibat dalam negosiasi langsung dan secara historis menolak untuk melucuti senjata. Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa mereka belum menerima rencana tersebut secara resmi.


"Hamas belum menerima rencana tersebut secara resmi, hanya publikasi media saja," kata seorang pejabat Hamas kepada Reuters.


Di belakang layar, para mediator terus bekerja. Seorang pejabat mengungkapkan bahwa Qatar dan Mesir telah menyampaikan dokumen proposal tersebut kepada Hamas. Sebagai tanggapan, pimpinan Hamas menyatakan akan meninjaunya "dengan niat baik" sebelum memberikan jawaban.


Di sisi lain, Otoritas Palestina menyambut baik upaya Trump ini. Mereka siap bekerja sama dengan Washington untuk mewujudkan kesepakatan damai.


"Kami menegaskan komitmen untuk bekerja sama dengan AS dan mitranya untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif," kantor berita WAFA melaporkan.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Juru Bicara Hamas Muncul-Peringatkan Gencatan Senjata Mustahil Terjadi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular