
Potret Negara Arab Dilanda Kekeringan Ekstrim, Sungai Jadi Jalur Batu
Krisis air menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan memberikan tekanan berat pada sumber daya air di Afghanistan.

Seorang anak laki-laki mengawasi seekor anjing sambil berdiri di dasar sungai yang mengering saat krisis air berkepanjangan di Kabul, Afghanistan, Senin (29/9/2025). (REUTERS/Sayed Hassib)

Krisis air menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan memberikan tekanan berat pada sumber daya air negara itu, mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian. (REUTERS/Sayed Hassib)

Para ahli mengatakan perubahan iklim dan penggunaan air tanah yang berlebihan telah memperburuk situasi, membuat rumah tangga yang dulunya mandiri bergantung pada keran yang jauh dan truk tangki air pribadi. (REUTERS/Sayed Hassib)

Bagi Assadullah, seorang pemilik toko berusia 42 tahun, mengambil air telah menjadi pekerjaan sehari-hari yang memengaruhi seluruh keluarganya. (REUTERS/Sayed Hassib)

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga tersebut berjalan sekitar 400 meter ke keran masjid, di mana mereka menunggu berjam-jam dalam antrean panjang untuk mengisi tong-tong. (REUTERS/Sayed Hassib)

Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa lebih dari 24 juta orang atau lebih dari 60% populasi Afghanistan kini membutuhkan bantuan kemanusiaan akibat konflik, krisis ekonomi, dan kekeringan yang berkepanjangan. (REUTERS/Sayed Hassib)

Kekurangan air yang berulang telah memaksa keluarga seperti keluarga Assadullah untuk menjatah air, mengantre panjang, dan menanggung biaya yang melonjak, yang mengakibatkan anak-anak sering tidak masuk sekolah. (REUTERS/Sayed Hassib)