Bos KS Sebut Prorgram 3 Juta Rumah Bisa Jadi Penyelamat Baja RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri baja nasional tengah menghadapi tantangan berat akibat membanjirnya produk impor, khususnya dari China. Di tengah tekanan tersebut, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menilai, program hilirisasi dan proyek strategis nasional seperti pembangunan 3 juta rumah rakyat bisa menjadi titik balik penyelamatan industri baja dalam negeri.
Direktur Krakatau Steel (PT KS) Muhammad Akbar menekankan pentingnya dukungan dari pemangku kebijakan, terutama legislatif, untuk menjaga keberlanjutan industri baja nasional.
"Dukungan yang Krakatau Steel harapkan dari legislatif yaitu penerapan instrumen perlindungan pasar baja domestik, khususnya penerapan instrumen untuk perlindungan pasar baja domestik khususnya dari China seperti Bea Masuk Anti Dumping (BMAD), Bea Masuk Imbalan (Countervailing Duty), dan Safeguard," kata Akbar dalam keterangannya, Jumat (29/9/2025).
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya pengendalian tata niaga impor yang selama ini dinilai masih longgar dan kurang berpihak pada produsen lokal.
"Pengendalian tata niaga impor di mana impor baja hanya dilakukan jika tidak dapat dipenuhi produsen baja domestik sehingga impor tidak memiliki dampak negatif terhadap industri baja nasional," ujarnya.
Sebagai BUMN strategis yang tengah menjalani restrukturisasi, Krakatau Steel juga menyoroti kebutuhan dukungan finansial demi menjaga operasional dan kelangsungan usaha.
"Dukungan pelaksanaan Restrukturisasi Utang PT KS dan penyediaan modal kerja kepada PT KS untuk pemenuhan bahan baku bagi pengoperasian fasilitas produksi secara efisien dan keberlanjutan usaha PT KS," tambahnya.
Namun, di balik tekanan itu, Akbar melihat peluang besar di sektor hilirisasi baja. Menurutnya, sinergi antara industri baja dengan sektor lain seperti perkapalan, militer, transportasi, dan perumahan rakyat bisa menjadi motor pertumbuhan baru bagi industri ini.
"Dukungan untuk pelaksanaan hilirisasi produk baja melalui sinergi dengan industri perkapalan, peralatan militer, dan industri transportasi termasuk program penyediaan 3 juta rumah," katanya.
Program pembangunan 3 juta rumah yang tengah digenjot pemerintah dinilai bisa menyerap produk baja dalam jumlah besar, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap baja impor.
(dce)