Bos ID FOOD Buka-bukaan, Gula BUMN Tak Laku-Harga di Pasar Anomali

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Senin, 29/09/2025 19:05 WIB
Foto: Mendag Budi Santoso dan jajarannya dalam rapat kerja (raker) dan rapat dengar pendapat (RDP) bersama Direktur Utama ID FOOD Ghimoyo, PTPN III, dan Perum Bulog dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (29/9/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari RIzky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama ID FOOD Ghimoyo mengungkapkan, saat ini terjadi anomali harga gula. Padahal, kata dia, posisi stok gula konsumsi saat ini sedang tinggi. Ironisnya, gula di gudang BUMN juga masih menumpuk dan tidak diserap pasar.

"Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional, kelihatan terjadi anomali. Saat harga gula di pasaran naik, anomalinya gula BUMN tidak laku," katanya saat hadir dalam dalam rapat kerja (raker) dan rapat dengar pendapat (RDP) bersama Menteri Perdagangan Budi Santoso, Direktur Utaa RNI, PTPN III, dan Perum Bulog dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (29/9/2025).

"Gula BUMN di gudang-gudang sudah 400.000-an (ton) tapi harga gula naik di tingkat ritel. Gulanya sampai sekarang kita lelang, tidak laku, nggak ada yang beli," tambah Ghimoyo.


Dia menuturkan, saat gula dilelang di harga bawah pun, tetap tidak laku. Batas harga dimaksud adalah Rp14.500 per kg di tingkat petani/ produsen, sesuai aturan.

"Nggak ada yang ambil (gula BUMN). Karena di pasaran masih banyak gula. Boleh dibilang gula rembes, masih banyak gula rembes, di pasar," ucapnya.

"Anomalinya sudah mulai merangkak naik, milik kita (gula) BUMN itu masih nggak dapat tuh harga minimumnya," sebutnya.

Karena itu dia berharap ada regulasi dan penegakan hukum mengenai gula, terutama rembesan gula rafinasi ke pasar.

"Kami ingin menyampaikan beberapa dukungan yang kami butuhkan dari Bapak dan Ibu stakeholder terkait, regulasi dan penegakan hukum. Isu rembesan gula, aturan mendasari tata kelola, penegakan hukum, kami serahkan ke pemerintah dan penegak hukum," tukasnya.

Sementara itu, jelasnya, terkait masih adanya 427.000-an gula di gudang BUMN yang belum terserap, akan berdampak pada keuangan ID FOOD. Jumlah gula itu, imbuhnya, juga masih akan terus bertambah sampai musim giling berakhir, sekitar bulan November-Desember 2025.

Di satu sisi, lanjutnya, yang saat ini terjadi beli harga bawah Rp14.500 dengan suku bunga.

"Di sisi lain karena gula belum terserap, petani menawarkan ke pedagang, 'beli lah Rp14.500, saya kasih tempo 3-40 hari'. Itu sangat menghantam kita, karena kita jualnya ke orang yang sama. Kita jual ke pedagang, petani jual ke pedagang. Jadi kita akan dibeli pada saat terakhir, setiap bulan akan ada tambahan bunga kira-kira 0,84%," ucap Ghimoyo.

Karena itu, dia pun meminta dukungan dari Komisi VI DPR RI. Termasuk meminta keringanan bunga.

"Kami mohon dukungan pemerintah melalui Komisi VI DPR RI, setiap penugasan bersifat stabilisasi harga harus dibantu dengan surat penugasan dan subsidi bunga," ucapnya.

"Dan untuk menjamin ketersediaan cadangan gula di dalam negeri, ke depan harus ada cadangan gula nasional dibeli oleh pemerintah melalui BUMN Pangan," tambah Ghimoyo.

Posisi Stok Gula Nasional

Ghimoyo menjabarkan, di awal tahun 2025 tersedia stok awal cadangan gula setara untuk 5 bulan kebutuhan nasional, yaitu sebesar 1,388 juta ton.

Dengan estimasi produksi gula nasional tahun ini sebesar 2,58 juta ton, dan impor sebanyak 190.000 ton, maka ketersediaan gula konsumsi nasional tahun 2025 ini akan ada sebanyak 4,167 juta ton. Sementara kebutuhan per bulan adalah 236.827 ton atau sekitar 2,841 juta ton per tahun.

"Jadi neracanya akan kembali 1,325 juta ton. Ini setara dengan konsumsi 5 bulan. Ini untuk gula konsumsi," kata Ghimoyo.

Hanya saja ketika dicecar DPR alasan harus mengimpor gula konsumsi di tahun 2025, Ghimoyo tak bisa menjawab secara gamblang. Dia hanya menjelaskan, 190.000 ton gula konsumsi itu setara 200.000 ton gula mentah yang ditugaskan pemerintah kepada ID FOOD.

"200.000 jadi netnya 190.000. Jadi, saya susah jawabnya karena ini penugasan ke ID FOOD, 200.000. Penugasan dari pemerintah," kata Ghimoyo.

Sementara itu, saat ini ada total 427.859 ton gula yang tersedia di gudang BUMN, dengan nilai ditaksir mencapai Rp6,2 triliun.

Dari angka itu, sebanyak 303.000 ton adalah milik BUMN, milik petani ada 48.628 ton, dan pedagang yang belum bisa ditarik dan dititip di gudang BUMN sebanyak 75.251 ton. Angka ini adalah posisi per tanggal 25 September 2025.

Foto: Posisi stok gula nasional, tangkapan layar paparan Dirut ID Food Ghimoyo dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Senin (29/9/2025). (YouTube/Komisi IV)
Posisi stok gula nasional, tangkapan layar paparan Dirut ID Food Ghimoyo dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Senin (29/9/2025). (YouTube/Komisi IV)

(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lagi! Gula Rafinasi Rembes Ke Pasar, Rugikan Petani