
Impor Emas Antam Capai 30 Ton, Ternyata dari 2 Negara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Antam Tbk (ANTM) Achmad Ardianto menyatakan bahwa perusahaan melakukan impor hingga 30 ton per tahun. Adapun impor emas Antam berasal dari Singapura dan Australia.
Sejatinya, impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam negeri. Maklum, saat ini Antam hanya bisa menghasilkan 1 ton emas per tahun dari tambang miliknya di Pongkor, Jawa Barat.
Sementara kebutuhan akan emas di dalam negeri mencapai 37 ton pada tahun lalu dan tahun ini mencapai 43 ton. "Mungkin (impor) 30-an ton Pak. Potensi kita 90 ton," ungkap Achmad Ardianto, menjawab pertanyaan dari Komisi VI DPR pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP), Senin (29/9/2025).
Awalnya, Achmad Ardianto menjabarkan, bahwa kebutuhan masyarakat akan emas terus mengalami peningkatan. Tercatat, pada tahun lalu penjualan emas pencapai 37 ton, dan ditargetkan pada tahun ini mencapai 45 ton.
Persoalannya, kata Achmad Ardianto, tambang milik Antam yang saat ini satu-satunya ada di Pongkor, Jawa Barat itu produksinya hanya mencapai 1 ton per tahun.
"Jadi emas yang dihasilkan oleh Antam, ditambang oleh Antam itu cuma 1 ton setahun. Sementara kebutuhan masyarakat tahun lalu 37 ton, sekarang 43 ton," ungkap Achmad Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Senin (29/9/2025).
Nah untuk memnuhi kebutuhan masyarakat akan emas itu, Antam memiliki beberapa opsi. Pertama, mengambil dari pasar lokal atau buycback. "Jadi emas-emas masyarakat yang dulu dibeli di Antam kemudian butuh cash dijual kembali ke Antam, itu menjadi sumber bagi kami untuk dicetak dengan versi yang baru. Itu cuma 2,5 ton satu tahun dapatnya,"
Kedua, emas berasal dari perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia yang memurnikannya di Antam. Di mana, Antam akan menawarkan pembelian emas kepada perusahaan tersebut.
"Nah soalnya adalah tidak ada aturan yang mewajibkan mereka untuk menjual ke Antam. Jadi menjadi fleksibilitas bagi perusahaan tambang di Indonesia untuk menjualnya di dalam negeri ataupun mengekspor," ungkap Achmad Ardianto.
Ketiga, membeli sourcing emas dari luar negeri atau impor yang berasal dari perusahaan dan lembaga yang terafiliasi dengan London Bullion Market Association (LBMA). Baik itu bullion bank, refinery, maupun trader.
"Nah kita membeli dari refinery maupun bullion trader yang ada di Singapura maupun Australia. Dengan harga apa? Dengan harga pasar Pak. Jadi semuanya itu sebenarnya transparan dan bisa dilacak," tandas Achmad Ardianto.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Emas Antam Naik Tinggi - Daftar Negara Terancam Krisis