Putin Menggila! Rusia Tembak 595 Drone 'Bakar' Kyiv, Jet NATO Turun
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Kyiv dan sejumlah wilayah lain di Ukraina, Minggu, waktu setempat. Amukan terbaru pemerintah Presiden Vladimir Putin itu, menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai puluhan orang.
"Rusia meluncurkan 595 pesawat nirawak (drone) dan 48 rudal semalam, sementara pertahanan udara menembak jatuh 568 pesawat nirawak dan 43 rudal," ujar Militer Ukraina, mengutip Reuters, Senin (29/9/2025).
"Target utama serangan adalah ibu kota Kyiv," tambahnya.
Sementara itu, Presiden Rusia Volodymyr Zelensky mengatakan serangan yang berlangsung lebih dari 12 jam. Di antara semua korban, terdapat seorang anak tewas.
"Sebanyak 80 orang terluka dalam serangan... Pabrik, bangunan tempat tinggal, dan pembangkit listrik rusak parah," ujarnya.
Rusia sendiri mengonfirmasi serangan ini. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah melakukan serangan "besar-besaran" terhadap Ukraina menggunakan senjata jarak jauh berbasis udara dan laut serta drone untuk menargetkan infrastruktur militer, termasuk lapangan terbang.
Moskow membantah telah menargetkan warga sipil dalam perangnya melawan Ukraina. Padahal ribuan orang telah tewas dan wilayah permukiman rusak parah akibat serangannya.
Jet Tempur NATO Dikerahkan
Serangan Putin tersebut membuat negara NATO, Polandia, menutup wilayah udaranya di dua kota tenggara. Sementara angkatan udaranya mengerahkan jet-jet tempur sebagai respons hingga bahaya berlalu.
Sebelumnya serangan Rusia ke Ukraina membuat sejumlah drone jatuh ke Polandia. Dalam Pasal NATO, jika satu serangan terjadi di negara anggota, maka semua negara NATO wajib "turun gunung" membela negara anggota lainnya.
Serangan berskala besar telah membebani pertahanan udara Ukraina yang terbatas sepanjang tahun 2025. Zelensky mengatakan pada hari Sabtu bahwa sistem rudal Patriot tambahan dari Israel telah dikerahkan dan ia memperkirakan dua lagi akan tiba musim gugur ini.
Ia dan pejabat lainnya telah meminta mitra internasional untuk menambah pasokan guna melindungi wilayah udara Ukraina, tetapi ketersediaan sistem pertahanan udara terbatas dan negara-negara lain ingin memperkuat pertahanan mereka di tengah ancaman yang dirasakan dari Rusia.
(sef/sef)