
Bendera One Piece Berkibar Lagi, Ribuan Gen Z Demo-Menentang Presiden
Ribuan Gen Z turun ke jalan di Lima menentang Presiden Boluarte. Simbol Luffy One Piece berkibar, menjadi perlawanan pada korupsi di negeri itu.

Gelombang demonstrasi besar-besaran kembali mengguncang Kota Lima, Peru, sejak akhir pekan. Ribuan anak muda, mayoritas dari Generasi Z, turun ke jalan menentang pemerintahan Presiden Dina Boluarte. Aksi ini menjadi kelanjutan dari protes serupa yang meletus pekan lalu. (REUTERS/Angela Ponce)

Dalam unjuk rasa tersebut, terlihat bendera komik Jepang One Piece berkibar di antara massa. Fenomena ini serupa dengan yang terjadi di Indonesia dan Nepal, di mana tokoh fiksi Luffy dijadikan simbol perlawanan terhadap tirani dan penguasa korup sebagaimana dimuat foto-foto Reuters, Senin (29/9/2025). (REUTERS/Angela Ponce)

“Tokoh utama Luffy berkelana dari kota ke kota membebaskan orang-orang dari penguasa korup. Ini merefleksikan apa yang terjadi di Peru,” kata salah satu pedemo, Leonardo Muniz, kepada wartawan. (REUTERS/Angela Ponce)

Menurut data resmi lembaga statistik INE, sebanyak 27% penduduk Peru berusia 18 hingga 29 tahun. Kelompok usia ini menjadi motor utama demonstrasi yang menuntut perubahan politik. (REUTERS/Sebastian Castaneda)

“Kami lelah dengan kekerasan dan korupsi yang dianggap normal. Sejak kapan kematian jadi hal lumrah? Sejak kapan pemerasan dianggap biasa?” ujar pedemo lain, Santiago Zapata. Ia menambahkan bahwa generasinya kini menolak dibungkam dan tidak lagi takut melawan pemerintah. (REUTERS/Angela Ponce)

Bentrok dengan aparat kepolisian tak terhindarkan. Belasan polisi, pengunjuk rasa, dan wartawan dilaporkan mengalami luka-luka dalam insiden tersebut. Ketegangan terus meningkat di ibu kota. (REUTERS/Sebastian Castaneda)

Dalam satu foto, para pengunjuk rasa berusaha merobohkan pagar selama demonstrasi yang kian memanas. Aksi terbaru ini dipicu oleh berbagai kebijakan dan skandal. Pada 20 September lalu, demonstrasi meledak menentang aturan sistem pensiun yang mewajibkan seluruh warga dewasa bergabung dengan penyedia pensiun. Namun, kemarahan publik jauh melampaui isu tunggal tersebut. (REUTERS/Sebastian Castaneda)

Demo terus memanas dengan massa yang menembakan kembang api ke arah petugas polisi. Pengamat politik Peru sekaligus profesor tamu di Universitas Princeton, Joe-Marie Burt, menilai bahwa demonstrasi ini adalah akumulasi kekecewaan. “Ada tingkat kepuasan yang sangat rendah dan kemarahan yang membara, terutama karena skandal korupsi, ketidakamanan ekonomi, meningkatnya kejahatan, dan rendahnya akuntabilitas,” ujarnya. (REUTERS/Sebastian Castaneda)

Sementara pihak polisi membalas dengan menembakan gas air mata ke arah massa. Menurut data Institut Studi Peru pada Juli lalu, tingkat penerimaan publik terhadap Presiden Boluarte kini hanya 2,5%, sementara Kongres hanya 3%. Ketidakpercayaan mendalam ini menambah intensitas protes di jalanan.(REUTERS/Angela Ponce)

Gejolak politik juga berdampak pada industri. Hudbay Minerals, perusahaan pertambangan asal Kanada, menutup sementara pabriknya di Peru sejak Selasa pekan lalu setelah kerusuhan merebak. Sebagai salah satu produsen tembaga terbesar dunia, pergolakan ini menambah bayang-bayang krisis di negara yang masih bergulat dengan kemiskinan. (REUTERS/Angela Ponce)