
Media Asing Tiba-Tiba Sorot Bali, Sebut Jadi Korban

Jakarta, CNBC Indonesia - Media asing, BBC International, tiba-tiba menyoroti Bali. Laman itu bahkan menulis artikel dengan judul "Instagram vs reality: Bali is becoming a victim of its own success".
Disebut bagaimana Bali menjadi surga tropis Indonesia. Tetapi di sisi lain, kesuksesan Bali membuat banyak yang kecewa.
Ada apa?
Laman itu menyoroti bagaimana seorang wisatawan bernama Zoe Rae merasa kurang ketika dia sampai di Bali. Ia mengaku datang dengan ekspektasi tinggi tapi tak sesuai kenyataan.
"Sejak tiba di Bali, ada sesuatu yang terasa kurang tepat bagi kami," tulis media Inggris itu merujuk pernyataan Zoe Rae, di akun YouTube, Senin (29/9/2025).
"Kami datang ke Bali dengan ekspektasi tinggi karena kami melihat di media sosial semua orang bersenang-senang... Jika Anda memotret kedai kopi itu dan memperbesarnya, Anda akan melihat kenyataan yang sebenarnya," kutip laman itu masih melansir akun YouTube yang sama seraya menyebut bagaimana Zoe Rae langsung mempersingkat kunjungannya ke Bali dan pergi ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Disebutkan bahwa apa yang ada di media sosial, yang mempromosikan Bali berbeda dengan realita yang ditemui di sana saat ini. Bali justru dianggap terlalu "penuh", dengan pengelolaan sampah yang buruk dan pembangunan perkotaan yang tak terkendali.
"Yang mereka sambut justru kerumunan, lalu lintas, dan hiruk pikuk pembangunan, yang semakin meningkat seiring dengan lonjakan pariwisata pascapandemi," tulis laman itu.
"Ketegangan yang semakin meningkat di pulau itu telah menghasilkan banyak gelengan mata dan gerutuan, tetapi bulan ini peristiwa berubah menjadi suram," muatnya lagi.
"Lebih dari selusin orang tewas dalam banjir yang jarang terjadi di pulau itu. Pengelolaan sampah yang buruk dan pembangunan perkotaan yang tidak terkendali telah memperburuk situasi, kata para pejabat," jelasnya.
"Pemerintah daerah sejak itu mengumumkan akan membatasi pembangunan baru. Namun banyak yang menganggap intervensi semacam itu terlalu sedikit dan terlambat.
Bagaimana Bali, yang selama beberapa dekade disebut sebagai surga terakhir, bisa sampai pada titik ini?" tambah laman tersebut lagi.
Meski demikian, laman itu membuat beberapa pihak yang membela Bali. Seorang konten kreator asal Inggris, Hollie Marie, menyebut turis mengecilkan bali hanya dengan "ingin melihat kafe-kafe yang menarik" dan mengunjungi "tempat-tempat Instagramable".
"Dan mereka melewatkan fakta bahwa Bali adalah pulau yang sangat kaya budaya," ujar BBC memuat komentarnya.
Hal sama juga dikatakan warga asing lain Canny Claudya yang diwawancarai laman tersebut. Mengatakan Bali "jauh dari sekedar tempat pesta" dan "jika Anda berpikir terlalu padat berarti Anda berada di tempat yang salah" saja.
Sementara itu, disebutkan pula bahwa sebenarnya para turis juga yang datang dan "merusak" Bali. Para turis "nakal" kerap menjadi berita utama.
"... turis nakal yang menjadi berita utama: mereka mengalami kecelakaan serius setelah mengendarai skuter dalam keadaan mabuk atau tanpa helm; warga negara asing dideportasi karena telanjang di tempat-tempat suci; yang lainnya mendapat masalah karena perkelahian dalam keadaan mabuk," muat laman itu lagi.
"Ketegangan baru-baru ini bertambah dengan ribuan warga Rusia dan Ukraina yang telah menetap di Bali setelah melarikan diri dari perang," tambahnya.
"Kepala Badan Narkotika Nasional Indonesia baru-baru ini memperingatkan tentang masalah yang semakin meningkat dengan warga Rusia dan Ukraina yang terlibat dalam kegiatan kriminal di Bali," ungkap BBC.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Hotel Teriak, Banyak Turis di Bali Nginap di Vila Ilegal
