Nampan Makan MBG Diduga Tercemar Air Limbah, Begini Kondisinya

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
28 September 2025 11:45
Air yang dipakai untuk mencuci wadah penyajian (food tray) program makan bergizi gratis di sebuah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Cibadak, Kab. Lebak, Banten diduga tercampur dengan air bekas limbah makanan. (Foto Kombinasi/Ist Tangkapan Layar)
Foto: Air yang dipakai untuk mencuci wadah penyajian (food tray) program makan bergizi gratis di sebuah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Cibadak, Kab. Lebak, Banten diduga tercampur dengan air bekas limbah makanan. (Foto Kombinasi/Ist Tangkapan Layar)

Jakarta, CNBC Indonesia -- Food tray alias nampan yang digunakan untuk menyajikan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga tercemar air limbah. Dugaan ini mencuat usai sebuah video yang belum terkonfirmasi menunjukkan bagaimana nampan tersebut dicuci di dapur yang lantainya tergenang banjir. Airnya diduga tercemar oleh air dari saluran/selokan limbah yang berlokasi di samping dapur.

Mengutip CNN Indonesia, video tersebut diambil di sebuah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Cibadak, Kab. Lebak, Banten.

Adapun sejumlah sekolah yang menerima paket makanan dari SPPG terkait, yakni SMPN 3 Cibadak dan SDN 1 Asem. Mereka melaporkan paket makanan MBG pada Kamis (25/9) berbau asam tidak lazim. Di SMPN 3 Cibadak, ratusan porsi makanan tak jadi dikonsumsi lantaran pihak sekolah khawatir kemungkinan para siswa mengalami keracunan.

Sementara di SDN 1 Asem, sebagian porsi makanan telah dikonsumsi, tapi tidak habis karena bau asam.

"Dikirim ke sini 300 lebih. Ada yang bau, ada rasa ga enak campur, anak-anak bilang dari sayurannya. Jadi ada yang enggak habis," kata Hamid, petugas SDN 1 Asem.

Pengelola dapur MBG Asem, Cibadak, Atim Affandi mengakui insiden itu terjadi karena dapur sempat tergenang banjir akibat hujan.

"Selokan itu mampet, sudah kami betulkan dan airnya sudah lancar," kata Atim.

Terkait makanan yang disebut berbau asam, ia mengatakan makanan itu belum dikonsumsi secara luas oleh para siswa dan pada saat itu juga telah diberikan penggantian guna mengantisipasi potensi keracunan.

Desakan MBG dihentikan

Maraknya kasus keracunan hingga makanan tak layak membuat publik mendesak agar program MBG dihentikan. Menanggapi desakan tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan MBG tetap berjalan. Meski begitu, dia berjanji bakal memperkuat pengawasan dan koordinasi agar standar mutu dan keamanan pangan di semua dapur program semakin konsisten.

Dadan menjelaskan, MBG tetap harus berjalan karena sekitar 60% anak Indonesia disebut tidak memiliki akses menu gizi seimbang. Karenanya, kata dia, MBG diprioritaskan untuk sekolah-sekolah dengan mayoritas siswa dari kelas menengah ke bawah, terutama di daerah aglomerasi yang padat penduduk, tanpa membedakan kaya-miskin di dalam satu sekolah.

BGN menyebut prioritas perbaikan saat ini mencakup standarisasi dan pelatihan masak massal untuk (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) baru, dan pengawasan mutu bahan dan proses produksi di dapur MBG. Selain itu koordinasi lintas otoritas agar respons cepat saat ada kejadian luar biasa di lapangan. Pemetaan risiko berdasarkan kepadatan penduduk dan kondisi infrastruktur daerah juga menjadi prioritas perbaikan.

"Kita ingin menggapai 60% anak yang belum punya akses gizi seimbang. Kritik lebih banyak pada tata kelola? Kita perbaiki terus-menerus," tutur Dadan, dalam dialog di Foodagri Insight CNBC Indonesia, baru-baru ini.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ombudsman Bertemu Bos BGN, Sepakat Program MBG Prabowo Perlu Perbaikan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular