
Presiden Kolombia Tantang Trump usai Dilarang Masuk Amerika

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Kolombia Gustavo Petro mengecam keputusan Amerika Serikat yang mencabut visanya, bahkan menyebut tindakan ini sebagai pelanggaran hukum internasional. Hal itu disampaikan Petro pada Sabtu (27/9/2025), tak lama usai Amerika Serikat mengumumkan sanksi terhadap dirinya.
Keputusan Washington itu dilakukan menyusul aksi Petro di New York. Dalam kunjungannya, ia turut serta dalam demonstrasi pro-Palestina dan secara terbuka mengkritik kebijakan Presiden AS saat itu Donald Trump, terkait konflik di Gaza. Petro bahkan menyerukan agar militer AS menolak perintah yang menurutnya tidak adil.
"Saya tidak lagi punya visa untuk bepergian ke Amerika Serikat. Saya tidak peduli. Saya tidak butuh visa... karena saya bukan hanya warga negara Kolombia, tetapi juga warga negara Eropa, dan saya sungguh-sungguh menganggap diri saya orang bebas di dunia," ujar Petro di media sosial, mengutip Reuters, Minggu (28/9/2025).
"Mencabutnya karena mengancam genosida menunjukkan AS tidak lagi menghormati hukum internasional," tambahnya pada cuitannya di X.
Israel telah berulang kali membantah tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza dan mengatakan bahwa tindakannya adalah untuk membela diri.
Gambar-gambar warga Palestina yang kelaparan, termasuk anak-anak, telah memicu kemarahan global terhadap serangan Israel di Gaza, yang telah menewaskan 65.000 orang, menurut otoritas Gaza, dan menyebabkan seluruh penduduk di wilayah tersebut mengungsi. Berbagai pakar hak asasi manusia, akademisi, dan penyelidikan PBB mengatakan bahwa ini merupakan genosida.
Departemen Luar Negeri AS juga mengunggah di X bahwa mereka akan mencabut visa Pietro, "Karena tindakan yang sembrono dan menghasut".
Kementerian Luar Negeri Kolombia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penggunaan pencabutan visa sebagai senjata diplomatik bertentangan dengan semangat PBB, yang melindungi kebebasan berekspresi dan menjamin independensi negara-negara anggota di acara-acara PBB.
"PBB harus mencari negara tuan rumah yang sepenuhnya netral ... yang akan mengizinkan Organisasi itu sendiri untuk mengeluarkan izin memasuki wilayah Negara tuan rumah baru tersebut," kata kementerian tersebut.
Petro bukanlah presiden Kolombia pertama yang visanya dicabut di AS. Pada tahun 1996, visa Presiden Ernesto Samper saat itu dibatalkan karena skandal politik yang melibatkan tuduhan bahwa kartel narkoba Cali telah mendanai kampanye kepresidenannya.
Hubungan antara Bogota dan Washington telah merenggang sejak Trump kembali menjabat. Awal tahun ini, Petro memblokir penerbangan deportasi dari AS, yang memicu ancaman tarif dan sanksi. Kedua belah pihak kemudian mencapai kesepakatan.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Trump Resmi Cabut Semua Sanksi Terhadap Suriah
