Hari Bhakti Postel ke-80, Menkomdigi Cerita Perjuangan Masa Penjajahan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Sabtu, 27/09/2025 11:52 WIB
Foto: upacara perayaan Hari Bhakti Postel ke-80 di kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/9/2025). (CNBC Indonesia/Novina)

Bandung, CNBC Indonesia - Dalam perayaan Hari Bhakti Postel ke-80, Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengingatkan soal perjuangan pada zaman penjajahan. Salah satunya saat para pejuang merebut kantor pos, telegraf, dan telegram dari penjajah.

Meutya juga mengutip ucapan Presiden Prabowo Subianto dalam sidang umum PBB yang mengatakan Indonesia pernah merasakan penjajahan. Kemudian bangsa ini berhasil merdeka.


"Setelah selama berabad-abad kita hidup dalam penindasan kehilangan keadilan dan diperlakukan tanpa martabat di tanah air sendiri," kata Meutya saat upacara perayaan Hari Bhakti Postel ke-80 di kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/9/2025).

"Kita tahu 80 tahun yang lalu sebagaimana disampaikan sebelumnya pada 27 September 1945 hanya beberapa pekan setelah proklamasi kemerdekaan para pemuda angkatan muda pos telegraf dan telefon atau PTT di Bandung telah berhasil merebut kantor pos telegraf dan telepon dari tangan penjajah," dia menambahkan.

Tempat tersebut merupakan tempat yang penting karena jadi pertama menyebarkan kemerdekaan Indonesia untuk dunia.

Peristiwa itu, dia mengatakan jadi pengingat pentingnya kedaulatan komunikasi. Begitu juga peranan itu tidak bisa dipisahkan dari kedaulatan bangsa.

"Prinsip ini tidak berubah saat ini bahkan mungkin semakin mendesak ditegakannya ketika kita memasuki era digitalisasi dengan tantangan baru yang jauh lebih kompleks. Hadirin yang kami banggakan sejalan dengan arah dari Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya membangun kemandirian ekonomi melalui penguatan jalur distribusi nasional," dia menjelaskan.

Dalam kesempatan itu, Meutya mengatakan pihaknya telah meluncurkan Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2025 tentang layanan pos komersil. Aturan tersebut dibuat untuk tambahan regulasi menguatkan ekosistem pos di Indonesia, agar lebih inklusif dan berkelanjutan.

"Dengan itu kita harapkan kedepan kolaborasi antara pelaku usaha bisa menjangkau lebih dari 50% wilayah provinsi di Indonesia. Karena sekali lagi Indonesia bukan hanya di Jawa bukan hanya di barat Indonesia tapi jauh sampai timur di Indonesia," kata Meutya.

Layanan tersebut diingatkan harus adil dan terasa ke berbagai wilayah Indonesia. Meutya menambahkan perlu penguatan ekosistem industri serta infrastruktur kemitraan, begitu iuga iklim usaha untuk tetap dijaga.

"Tentunya sejalan dengan pesan kedaulatan kita saya ingin mengingatkan bahwa dari setiap paket yang bergerak membawa data, membawa harapan, membawa pesan dan juga pola konsumsi masyarakat ini harus menjadi sebuah kebaikan dan kebermanfaatan bagi bangsa," tuturnya.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Erick Thohir-Meutya Hafid Tiba di Istana Jelang Pelantikan Menteri