Internasional

Tetangga RI Geger Geng Judol Internasion Bersaudara, Transaksi Rp 63 T

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
25 September 2025 21:50
Vietnam Lebih Galak Pajaki Orang Kaya,
RI Masih Lembek?
Foto: Ilustrasi Judol (Infografis/Aristya Rahadian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam digegerkan dengan geng judi online (judol) internasional dan kripto transnasional dengan transaksi tembus US$ 3,8 miliar (Rp63,61 triliun). Pengadilan Vietnam bahkan menjatuhkan hukuman kepada empat bersaudara dan puluhan orang lainnya karena kasus ini, Kamis (25/9/2025).

Hal ini dilaporkan oleh media pemerintah, Kamis (25/9/2025). Surat kabar Ho Chi Minh City's Law melaporkan bahwa anggota jaringan tersebut, yang dijalankan oleh empat bersaudara Vietnam, didakwa dengan tuduhan mengorganisasi dan berpartisipasi dalam perjudian daring antara awal 2020 hingga akhir 2021, saat mereka ditangkap oleh polisi.

"Pada akhir sidang dua hari di Kota Ho Chi Minh pada Rabu malam, empat bersaudara tersebut dijatuhi hukuman penjara antara delapan sampai 13 tahun," kata laporan tersebut, dikutip AFP.

"Tiga puluh sembilan terdakwa lainnya dijatuhi hukuman mulai dari tiga tahun dengan masa percobaan, hingga lebih dari 10 tahun penjara. Polisi Vietnam juga sedang berupaya menangkap seorang pria India yang diyakini sebagai dalang di balik jaringan tersebut."

Kelompok kriminal itu menggunakan jutaan dolar dari keuntungan ilegal untuk membeli real estat dan mobil mewah di Vietnam, serta mencuci uang di luar negeri. Polisi telah membuka penyelidikan pencucian uang secara terpisah.

Jaringan kriminal itu juga merancang situs web untuk investasi berlapis menggunakan mata uang kripto, yang ilegal di Vietnam. Pengguna dapat membuka akun, mengubah dong Vietnam menjadi token digital seperti USDT dan Ethereum, dan mentransfernya ke dompet elektronik untuk digunakan dalam judi daring.

Pada puncaknya, jaringan ini memiliki 20.000 pengguna dengan sekitar 25 juta akun. Beberapa pengguna mendapatkan komisi dengan cara memancing penjudi lain melalui Telegram dan platform media sosial lainnya untuk bergabung dengan jaringan tersebut.

Penyedia layanan internet Vietnam telah memblokir Telegram sejak Juni setelah pihak berwenang memperingatkan adanya "tanda-tanda pelanggaran hukum" pada aplikasi pesan tersebut.

"Hingga 68% dari 9.600 saluran yang digunakan oleh orang Vietnam di Telegram mengandung informasi beracun dan buruk," kata Pemerintah Vietnam.

Media pemerintah melaporkan pada bulan Februari bahwa hampir 60 orang yang bekerja dalam sindikat penipuan kripto yang mencuri jutaan dolar dari warga negara Vietnam telah ditangkap di Kamboja dan Vietnam. Sindikat tersebut diduga memancing para korban untuk berinvestasi dalam mata uang kripto Bitcoin melalui aplikasi seluler, lalu mengambil uang mereka.


(tps/șef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Polri Tangkap WN China Terkait Judol, Sita Rp 75 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular