Penjelasan BMKG Pemicu Gempa M5,3 Banyuwangi, Catat 5 Gempa Susulan

Damiana, CNBC Indonesia
Kamis, 25/09/2025 16:58 WIB
Foto: Pusat gempa berada di laut 46 km timur laut Banyuwangi. (BMKG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa tektonik berkekuatan update M5,3 mengguncang wilayah Jawa Timur dan Bali pada hari Kamis, 25 September 2025, pukul 16:04:12 WIB. Sebelumnya, kekuatan gempa disebut mencapai M5,7. Namun pemutakhiran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat kekuatan gempa adalah M5,3.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,3. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,87° LS ; 114,45° BT, atau tepatnya berlokasi di laut 40 km timur laut wilayah Banyuwangi, Jawa Timur pada kedalaman 12 km," kata Direktur Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif," tambahnya. Namun, menurut Daryono belum ada nama sesar yang dimaksud.


Dijelaskan, gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Banyuwangi, Penebel dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Lumajang, Kuta, Denpasar, Buleleng dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Jember, Bondowoso, dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Pasuruan, Surabaya, Situbondo, Kuta Selatan, Pamekasan, Mataram, Lombok Barat dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI," kata Daryono.

"Hingga pukul 16.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 5 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M3.3," ungkapnya.

Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujar Daryono.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sesar Aktif Mengintai, Ekonomi dan Masyarakat Harus Siap