Aneh! RI Ternyata Banyak Impor Produk Halal, Ekspor Juga Masih Kalah
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyoroti masih timpangnya angka impor produk halal Indonesia dibandingkan dengan angka ekspor. Padahal, berdasarkan data terbaru World Population Review 2025, Indonesia kini menjadi negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia, melampaui Pakistan.
Pada tahun 2023, ekspor produk halal Indonesia ke negara-negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) baru mencapai US$12,33 miliar, menempatkan Indonesia di urutan ke-9.
"Sementara itu, impor produk halal Indonesia dari negara-nagara OKI pada periode yang sama masih jauh lebih besar, yakni mencapai US$29,64 miliar. Angka-angka ini memberi pesan penting bahwa kita masih memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk memperkuat kapasitas produksi dalam negeri," kata Agus pada Indonesia International Industry Expo 2025 (Halal Indo 2025) di Jakarta, Kamis (25/9/2025.
Kondisi ini,ujarnya, menjadi refleksi dan momen evaluasi. Dengan kekayaan sumber daya alam, basis industri yang terus tumbuh, serta pasar domestik yang sangat besar, Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang kuat untuk bangkit sebagai produsen dan pengekspor utama produk halal di masa mendatang.
"Momentum inilah yang harus kita kelola bersama, agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi produk halal dunia, tetapi juga tampil sebagai pusat produksi dan inovasi halal global," sebut Agus .
Modal Indonesia juga besar, di antaranya jumlah penduduk Muslim yang mencapai 244,7 juta atau 87% dari total populasi Indonesia.
Berdasarkan State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) tahun 2024/2025, secara umum Indonesia menempati peringkat ke-3 dalam ekosistem industri halal, setelah Malaysia dan Saudi Arabia, dan diikuti UEA di peringkat ke-4 dan Bahrain di peringkat ke-5.
"Meskipun tetap peringkat ke-3, di tahun 2024 ini Indonesia menjadi negara dengan kenaikan skor tertinggi dibanding tahun 2022, yaitu naik 19,8 poin. Negara tetangga kita, Malaysia, yang ada pada posisi pertama, di tahun 2024 ini mengalami penurunan skor ekosistem industri halal sebesar -28,1 dibanding tahun 2022," kata Agus.
Pemeringkatan ekosistem halal SGIER, didasarkan pada indikator Global Islamic Economy yang terdiri dari 5 komponen penilaian, meliputi finansial, regulasi halal, kesadaran masyarakat, sosial, dan inovasi.
"Secara sektoral, dalam penilaian ekosistem halal, dari 6 sektor ekonomi syariah, Indonesia menjadi negara paling unggul pada 3 sektor utama, yang ketiganya relevan dengan bidang manufaktur, yaitu modest fashion di peringkat pertama, dengan skor 106,5; farmasi dan kosmetik halal di peringkat ke-2 dengan skor 85,8; lalu makanan halal, dengan skor 78,8," ujar Agus.
(dce)