Internasional

Bukan AS-Pakistan, PM India Buka-bukaan Musuh Sejati Negaranya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Senin, 22/09/2025 14:02 WIB
Foto: Perdana Menteri India Narendra Modi berbicara selama konferensi pers bersama dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 13 Februari 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan bahwa "musuh sejati" negaranya bukanlah negara lain, melainkan ketergantungan pada kekuatan asing. Hal itu ia sampaikan saat meluncurkan proyek-proyek maritim senilai lebih dari US$40 miliar atau sekitar Rp624 triliun.

Dalam pidatonya di Gujarat, Modi mengatakan India harus membangun kemandirian ekonomi agar bisa mencapai kemakmuran sekaligus menjaga stabilitas nasional.

"Dalam arti sebenarnya, jika kita memiliki musuh, itu adalah ketergantungan pada negara lain," kata Modi, dikutip Senin (22/9/2025).


Ia menegaskan, ketergantungan terhadap pihak eksternal tidak hanya merugikan ekonomi, tetapi juga dapat merusak harga diri bangsa.

"Jika kita terus bergantung pada orang lain, harga diri kita juga akan tercoreng... Kita tidak bisa mempertaruhkan generasi mendatang kita pada orang lain," ujarnya.

Modi menyoroti pentingnya sektor maritim, termasuk kebangkitan industri galangan kapal dan teknologi tinggi dalam negeri. Menurutnya, lima dekade lalu kapal-kapal India menguasai 40% perdagangan luar negeri, namun kini hanya 5%.

Ia juga memperingatkan bahwa miliaran dolar yang dibayarkan setiap tahun ke perusahaan pelayaran asing kini sebanding dengan anggaran pertahanan India.

"Baik cip maupun kapal, kita perlu membuatnya di India," tegasnya.

Pernyataan Modi ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan India dengan Amerika Serikat. Bulan lalu, Washington memberlakukan tarif 25% pada sebagian besar impor India akibat pembelian minyak Rusia.

Selain itu, Gedung Putih juga mengumumkan biaya tahunan baru sebesar US$100.000 untuk aplikasi visa H-1B. Asosiasi perdagangan teknologi India, Nasscom, menyebut kebijakan ini akan berdampak besar pada pekerja terampil India di sektor IT global.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jepang Impor Tenaga Kerja - Trump Kompori Sekutu Sanksi China