
Wilayah Dekat RI Digulung Topan Super, Pemerintah Perintahkan Evakuasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Taiwan memerintahkan evakuasi warga sebagai langkah antisipasi banjir dan tanah longsor akibat Super Topan Ragasa pada Minggu, (21/9/2025). Badai tersebut terus menguat dan diperkirakan akan menghantam wilayah selatan China setelah melewati kedua negara.
Melansir Channel News Asia, badan meteorologi Filipina melaporkan Ragasa sedang mengalami "intensifikasi cepat" dan diprediksi akan mendarat di wilayah kepulauan Batanes atau Babuyan pada Selasa (23/9) sore. Kedua wilayah tersebut tergolong jarang penduduk sehingga meminimalisasi dampak langsung, namun potensi bencana tetap tinggi.
Hingga pukul 11 siang waktu setempat, kecepatan angin maksimum di pusat badai mencapai 185 kilometer per jam, dengan hembusan hingga 230 kilometer per jam. Badai bergerak ke arah barat melintasi kepulauan Filipina menuju jalur Laut Cina Selatan.
Menteri Dalam Negeri Filipina Jonvic Remulla menegaskan bahwa pejabat daerah tidak boleh membuang waktu dalam memindahkan keluarga dari zona berbahaya. Ia menyatakan langkah evakuasi dini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa.
Di Taiwan, pihak berwenang mengatakan hampir 300 orang akan dievakuasi dari Kabupaten Hualien di wilayah timur. Angka ini masih dapat berubah menyesuaikan pergerakan topan dalam 24 jam ke depan.
Administrasi Cuaca Pusat Taiwan memperkirakan peringatan darat terhadap topan akan dikeluarkan pada Minggu malam. Lembaga tersebut menambahkan pada Senin pagi pukul 6, badai akan berada di perairan sekitar Taiwan.
Ahli cuaca Filipina John Grender Almario dalam konferensi pers Minggu memperingatkan potensi banjir parah dan tanah longsor di wilayah utara Luzon. Ia mengatakan dampak terkuat akan dirasakan mulai Senin pagi, dengan intensitas puncak sekitar pukul 8.
Sementara itu, angin kencang dan hujan lebat juga akan melanda wilayah lain di Luzon. Namun Manila diperkirakan akan relatif aman, meski pada hari yang sama ribuan warga turun ke jalan memprotes dugaan korupsi proyek pengendalian banjir.
Skandal yang tengah mencuat itu melibatkan kerugian miliaran dolar akibat proyek pengendalian banjir yang terbengkalai atau fiktif. Beberapa anggota parlemen telah disebut dalam kasus tersebut, sehingga memicu kemarahan publik secara nasional.
Filipina sendiri merupakan daratan utama pertama yang berada di jalur sabuk siklon Pasifik. Rata-rata 20 badai dan topan melanda negara tersebut setiap tahun, membuat jutaan orang hidup dalam kondisi rawan bencana.
Para ilmuwan memperingatkan badai semakin kuat akibat pemanasan global yang dipicu oleh perubahan iklim buatan manusia. Peningkatan suhu laut dan atmosfer berkontribusi pada frekuensi serta intensitas badai yang lebih tinggi.
Di Hong Kong, Observatorium setempat mengingatkan cuaca akan memburuk pada Selasa dan Rabu. Angin topan dan gelombang pasang diprediksi mirip dengan dampak Topan Mangkhut pada 2018 yang sempat melumpuhkan aktivitas kota.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Malapetaka Gulung Eropa bak 'Neraka', Warga Mengungsi-Situasi Mencekam
