Hilirisasi Batu Bara Jadi Program Prioritas Prabowo

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 19/09/2025 16:25 WIB
Foto: dok MIND ID

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) bisa mengurangi ketergantungan impor liquefied petroleum gas (LPG) dalam negeri. Proyek itu sendiri menjadi salah satu yang masuk ke dalam 18 proyek hilirisasi yang diserahkan ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ahmad Erani Yustika memperkirakan salah satu proyek hilirisasi yang diutamakan untuk bisa dieksekusi adalah proyek hilirisasi batu bara menjadi DME.

"Karena kan ada kebutuhan bagi kita untuk bisa mengelola produksi gas ya untuk LPG itu. Dan kita ada peluang untuk mensubstitusi LPG itu dari DME. Kalau itu bisa dilakukan kan bisa mengurangi impor gas tadi, LPG tadi," ujar Erani saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025).


Erani yang juga merangkap sebagai Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menyebutkan proyek DME itu sendiri sudah diajukan ke Danantara pada Juli 2025 lalu, termasuk dalam 18 proyek hilirisasi yang sudah dilakukan fase pra-Feasibility Study (Pra-FS).

Fase FS ditargetkan selesai setidaknya hingga akhir tahun ini. Meskipun, penyelesaiannya diperkirakan dilakukan secara bertahap. "Ya saya kira pasti ini ya, pasti akan ada bertahap pasti ya. Tapi semuanya pasti akan selesai akhir tahun ini lah. Karena harus segera dieksekusi proyeknya," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang sekaligus Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi mengungkapkan bahwa setidaknya terdapat sebanyak 18 proyek yang telah siap masuk tahap pra-kelayakan. Total nilai investasi dari 18 proyek ini mencapai US$ 38,63 miliar atau setara dengan Rp 618,13 triliun.

18 proyek ini terdiri dari delapan proyek hilirisasi di sektor mineral dan batu bara, dua proyek tentang transisi energi, dua proyek ketahanan energi, tiga proyek hilirisasi pertanian, serta tiga proyek hilirisasi kelautan dan perikanan.

Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, dari 18 proyek ini, proyek hilirisasi minerba menjadi yang terbesar dengan 8 proyek senilai US$ 20,1 miliar dan potensi menyerap 104.974 tenaga kerja.

Kemudian, proyek di sektor pertanian senilai US$ 444,3 juta dan potensi menyerap tenaga kerja sebanyak 23.950. Lalu, proyek hilirisasi kelautan dan perikanan senilai US$ 1,08 miliar dengan potensi menyerap tenaga kerja sebanyak 67.100.

Berikutnya, proyek transisi energi senilai US$ 2,5 miliar dan potensi menyerap 29.652 tenaga kerja. Selanjutnya di sektor ketahanan energi senilai US$ 14,5 miliar dengan potensi penyerapan 50.960 tenaga kerja.

Secara keseluruhan, 18 proyek ini berpotensi menciptakan 276.636 lapangan kerja langsung dan tidak langsung.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil: Beli Gas LPG 3 Kg Pakai NIK Berlaku Tahun 2026