
Prancis di Ambang Chaos! Demo Terbesar Pecah, 800.000 Warga Bergerak
Sekitar 800.000 orang turun ke jalan di Prancis, melumpuhkan transportasi, sekolah, dan apotek dalam aksi mogok massal menolak pemotongan anggaran.

Prancis diguncang demonstrasi besar-besaran pada Kamis (18/9/2025) ketika ribuan pekerja lintas sektor, mulai dari guru, sopir kereta api, apoteker hingga staf rumah sakit, menghentikan aktivitas mereka. Tidak hanya pekerja, para pelajar juga ikut memblokir pintu masuk sekolah menengah sebagai bentuk perlawanan terhadap rencana pemotongan anggaran pemerintah. (REUTERS/Stephane Mahe)

Serikat pekerja menuntut agar rencana fiskal warisan pemerintahan sebelumnya dibatalkan. Mereka juga mendesak peningkatan belanja layanan publik, pajak lebih tinggi bagi kalangan kaya, serta pencabutan aturan kontroversial yang memaksa rakyat bekerja lebih lama demi memperoleh pensiun. (REUTERS/Tom Nicholson)

Di Paris, dampak aksi terasa jelas. Jalur metro hanya beroperasi pada jam sibuk pagi dan sore, sementara akses masuk ke sejumlah sekolah ditutup spanduk dan poster bernada protes. Salah satunya bertuliskan “Blokir sekolahmu melawan kebijakan penghematan”, dibawa oleh pelajar di depan Lycée Maurice Ravel. Aksi tersebut diikuti pula oleh guru dan perwakilan serikat pekerja. (REUTERS/Stephane Mahe)

Kementerian Dalam Negeri memperkirakan sekitar 800.000 orang terlibat dalam aksi ini. Serikat pekerja utama menyebut rencana fiskal pemerintah sebagai kebijakan “brutal” dan “tidak adil.” Ketua serikat CGT, Sophie Binet, menegaskan, “Kami akan terus melakukan mobilisasi selama belum ada respons memadai. Anggaran akan diputuskan di jalanan.” (REUTERS/Manon Cruz)

Pemogokan ini menjadi ujian besar bagi Perdana Menteri baru, Sebastien Lecornu, yang dilantik setelah pendahulunya digulingkan parlemen. Ia menghadapi dilema antara menekan defisit—yang tahun lalu hampir dua kali lipat batas 3% Uni Eropa—atau mengakomodasi tuntutan pekerja. (REUTERS/Stephane Mahe)

Beberapa massa mulai memanas hingga membakar palet kayu di sekitar stasiun kereta Gare de Lyon di Paris sebagai bagian dari aksi mogok. (REUTERS/Tom Nicholson)

Untuk menjaga ketertiban, pemerintah mengerahkan 80.000 polisi dan gendarme, lengkap dengan unit anti huru-hara, drone, serta kendaraan lapis baja. Namun pihak kepolisian terpaksa menembakan gas air mata untuk mengurai massa. (REUTERS/Stephane Mahe)

Dampak mogok kerja diperkirakan luas: satu dari tiga guru sekolah dasar absen, 98% apotek tutup, sebagian pegawai perusahaan listrik EDF ikut berhenti bekerja, dan jaringan metro serta kereta regional terganggu. (REUTERS/Stephane Mahe)

Para pengunjuk rasa berlari di tengah gas air mata saat bentrok dengan polisi Prancis. (REUTERS/Stephane Mahe)