
Video: Demi Ekonomi 8%, PGE Incar Investasi Panas Bumi USD 6 Miliar
Jakarta, CNBC Indonesia- Asosiasi Panasbumi Indonesia (INAGA) menyelenggarakan The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 pada 17-19 September 2025 di Jakarta Convention Center (JCC) dengan tema "Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth"
Dalam ajang IIGCE 2025, Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Yurizki Rio memaparkan peran PGE mempercepat pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai strategi mendukung ekonomi menuju target ekonomi 8% dan Net Zero Emission 2060.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkontribusi penting menjadi mesin pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan energi bersih guna mendukung bisnis berkelanjutan. Investasi sektor Geothermal mampu mengerakan ekonomi daerah hingga penciptaan lapangan kerja dan kegiatan dalam ekosistem EBT.
Saat ini kapasitas pembangkit geothermal PGE sudah mencapai 727 Megawatt dengan potensi sumber panas bumi mencapai 3 Gigawatt dan PGE menargetkan pencapaian kapasitas 1,8 GW hingga tahun 2034. Dalam pengembangan PLTP, PGE membutuhkan Capex USD5-6 Juta per Megawatt sehingga untuk mencapai target PGE dibutuhkan investasi USD 6 Miliar.
PGE mencatat setiap investasi USD 1 PGE di Geothermal memiliki dampak ke ekonomi sebesar USD 1,25 sehingga investasi USD 6 Miliar PGE akan senilai USD 7,5 Miliar atau Rp124 Triliun dalam perekonomian Nasional. Dalam pengembangan bisnis Geothermal, PGE juga mengembangkan produk turunan termasuk Green Hydrogen hingga Green Ammonia hingga memastikan penguatan investasi teknologi dan SDM.
Seperti apa strategi PGE mendorong investasi pengembangan panas bumi? bagaimana dampaknya ke ekonomi RI? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Yurizki Rio dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Kamis, 18/09/2025)