Solar Naik Rp 29 Ribu Bikin Kacau Negara, Pemerintah Umumkan Darurat
Jakarta, CNBC Indonesia - Kerusuhan besar terjadi di Ekuador. Bahkan pemerintah menerapkan keadaan darurat 60 hari karena protes besar-besaran.
Mengutip laman Amerika Serikat (AS) Fox News, pengumuman disampaikan Presiden Daniel Noboa untuk meredakan situasi. Massa marah karena pencabutan subsidi solar secara tiba-tiba minggu lalu.
Dekrit tersebut akan berlaku di 24 provinsi di negara itu menyusul apa yang disebut pemerintah "kerusuhan internal yang parah". Angkatan bersenjata serta kepolisian nasional diturunkan di kota-kota.
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Ekuador mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan tersebut dimobilisasi untuk mencegah gangguan terhadap layanan publik dan menjaga kebebasan bergerak bagi masyarakat umum.
"Deklarasi ini tidak membatasi pergerakan publik atau memberlakukan jam malam, tetapi menangguhkan hak atas kebebasan berkumpul setiap saat untuk setiap pertemuan yang bertujuan mengganggu layanan publik dan menghambat hak serta kebebasan penduduk lainnya," tambah kedutaan.
Dilaporkan laman yang sama, rekaman protes menunjukkan warga Ekuador bentrok dengan pasukan polisi di ibu kota Quito. Para pengunjuk rasa membongkar pagar dan penghalang sementara polisi menembakkan gas air mata di jalanan.
Sebelumnya Jumat, pemerintah menghapus subsidi solar nasional mulai hari Sabtu. Pemerintah menyebut akan mengalihkan dana tersebut ke program-program sosial dalam upaya meringankan beban keuangan negara.
"Selama beberapa dekade, subsidi solar membebani anggaran negara sebesar US$1,1 miliar (sekitar Rp 18 triliun), tanpa benar-benar menjangkau mereka yang membutuhkannya," kata pemerintah di X.
Keputusan tersebut menaikkan harga solar dalam semalam dari US$1,80 (sekitar Rp 16 ribu ) per galon menjadi US$2,80 (sekitar Rp 29,600). Ini mengakhiri subsidi yang telah berlangsung selama puluhan tahun, sebuah langkah yang sebelumnya pernah dicoba tetapi ditentang secara publik pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.
Namun, warga Ekuador tetap khawatir bahwa hal ini akan berdampak langsung pada kantong masyarakat termiskin di negara itu. Mekanisme stabilisasi harga akan diterapkan pada 11 Desember, sebagai langkah untuk melindungi konsumen dari fluktuasi harga global, meskipun detail mengenai rencana tersebut masih belum jelas.
(sef/sef)