Tak Cuma Aturan Berbelit, Ini Alasan Investor EBT Belum Lirik RI

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 17/09/2025 16:55 WIB
Foto: Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia saat menyampaikan sambutan dalam Opening Ceremony The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2025. (Tangkapan Layar Youtube/Kementerian ESDM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan keluhan investor, khususnya sektor panas bumi bukan hanya soal regulasi yang kompleks. Melainkan, jaringan transmisi listrik untuk menyalurkan listrik hasil panas bumi di Indonesia belum tersambung sepenuhnya.

Sejatinya, potensi panas bumi Indonesia sangat besar, namun pemanfaatannya masih rendah karena belum tersambungnya sumber energi ke jaringan listrik nasional.

"Jadi, kita mempunyai sumber daya ada, tapi belum ada transmisinya. Jadi, bagaimana mungkin teman-teman investor atau PLN yang sudah mendapatkan konsesi bisa mengerjakan sesuai dengan target kalau jaringannya belum ada, mau dijual ke mana?," kata Bahlil dalam acara 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE), di Jakarta, Rabu (17/9/2025).


Minimnya jaringan transmisi listrik dalam negeri tersebut dinilai membuat banyak proyek energi terbarukan sulit dijalankan, meski operasionalnya sudah diberikan kepada investor. Akibatnya, ketertarikan investor untuk menanamkan modal di sektor panas bumi masih rendah dibandingkan dengan potensi yang dimiliki.

Dalam catatannya, Indonesia memiliki cadangan panas bumi sekitar 27.000 Mega Watt (MW), namun baru sekitar 10% yang telah dimanfaatkan. Pihaknya menilai, untuk mendorong realisasi investasi maka diperlukan perbaikan infrastruktur secara menyeluruh, termasuk pembangunan transmisi listrik ke wilayah-wilayah yang memiliki sumber energi terbarukan.

Strateginya, pemerintah menuangkan rencana pengembangan EBT dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2035 yang salah satu fokus utamanya adalah pembangunan jaringan transmisi baru.

"Kita menyusun RUPTL di 2025 sampai 2035 sebesar 48 ribu kilometer sirkuit," imbuhnya.

Pembangunan jaringan transmisi tersebut diharapkan bisa membuka akses ke sumber energi panas bumi yang selama ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan infrastruktur. Dengan begitu, investor dinilai akan lebih yakin bahwa listrik yang akan dihasilkan dapat langsung terserap oleh PLN atau ke sektor industri.

Dengan begitu, langkah yang dilakukan pihaknya dinilai sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur energi bersih serta menciptakan kepastian bagi pelaku usaha.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil: RI Akan Tambah Saham Freeport Lebih dari 10%